Sunday 16 March 2014

STUDI KONSENTRASI ASAM ASETAT DARI BONGOL DAN KULIT PISANG BARANGAN



BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Buah merupakan bahan pangan yang sangat penting sebagai sumber vitamin dan mineral. Salah satu buah yang merupakan tanaman asli Asia tenggara dan yang sudah tersebar luas di Indonesia adalah pisang. Tanaman pisang mempunyai nama Latin Musa sp. Buah ini digemari banyak orang, selain rasanya yang enak dan harganya yang murah, juga mempunyai banyak manfaat, mulai batang atau pelepahnya untuk tali, daun sebagai pembungkus, bunga untuk dimasak dan kulit pisang sebagai makanan ternak hingga bonggol sebagai bahan makanan..
Pisang termasuk famili Musaceae yang memiliki banyak jenis. Pada umumnya pisang dibagi menjadi 3 golongan, yaitu;
a. Pisang yang enak dimakan (Musa paradiciaca L) .
b. Pisang yang hanya diambil pelepah batangnya sebagai serat (Musa textilis Noe.).pisang ini sering dinamakan pisang manila.
c. Pisang liar yang hanya dipergunakan sebagai hiasan seperti pisang-pisangan (Heliconia indikca Lamk.).
d. Pisang lilin yang hanya diambil lilinya (Musa zebrine Van Houtte).
Golongan pisang yang enak dimakan tersebut dipilih lagi menjadi dua kelompok menurut konsumsinya, yaitu:
a. Pisang meja
Buah pisang yang langsung dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu, dan umumnya disediakan sebagai buah segar. Buah pisang yang sering dikonsumsi masak segar seperti; pisang ambon putih (gros michel ), pisang ambon hijau (Lacatan ), pisang ambon lumut, pisang raja, pisang emas, pisang susu(lady finger), pisang badak ( Cavendish), pisang badak raksasa (giant Cavendish), pisang barangan, pisang barlin dan lain – lain sesuai dengan nama daerahnya.
b. Pisang olah
Buah pisang baru dapat baru dapat dimakan setelah terlebih dahulu diolah:dikukus, direbus, digoreng, dipanggang, dan sebagainya. Pisang jenis ini seperti pisang kepok, pisang nangka, pisang nangka, pisang kapas, pisang tanduk, pisang bakar, pisang rajauli, pisang raja siem, pisang lempenanng, pisang bengkahulu, pisang lempenang, pisang ampiang, pisang udang, dan lain-lain sesuai nama daerahnya.
Di Papua terutama di Arso tanaman pisang berada dimana-mana. Pekarangan di sekitar rumah, biasanya ditanami sebagai pelindung dan tanaman sela. Pertumbuhan pisang ini pada umumnya sangat subur, karena mempunyai tanah yang mengandung kapur, mempunyai kadar humus yang tinggi, dan dataran rendah yang cocok untuk pisang. Sedangkan di lahan perkebunan pada umumnya sebagai tanaman sela dan tanaman monokultur.
Budidaya Pisang di Arso sangat berkembang karena pisang mudah ditanam, memerlukan waktu relatif singkat untuk memanen dan mudah pemasarannya. Petani menanam pisang berbagai jenis, namun yang cukup digemari masyarakat adalah pisang kepok dan pisang barangan.
Pemanfaatan pisang barangan di Arso terbatas pada buah, dan hanya mengandalkan pemasaran dalam bentuk pisang mentah yang pada umumnya dikirim ke pasar Youtefa dan pasar Hamadi. Hal ini sangat merugikan petani karena para tengkulak membeli pisang dari petani dengan harga yang sangat murah. Harga pisang barangan dibeli dari petani berkisar Rp 3.000; - Rp. 9.000;/tandan, padahal harga pasaran pisang di Kota Jayapura bisa mencapai Rp. 5.000;-Rp. 7.500/sisir.
Di sisi lain penduduk Arso hidup dengan mata pencaharian utama sebagai petani, dengan tanaman utama sawit, kakao dan pisang. Hasil samping tanaman ini sangat banyak termasuk bonggol pisang. Bonggol pisang yang tidak digunakan melimpah dan yang tidak dimanfaatkan akan menjadi limbah, padahal limbah ini dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan cuka.
Kulit pisang hingga saat ini belum dimanfaatkan untuk diolah karena sebagian besar masyarakat masih menganggapnya sebagai sampah. Kulit buah pisang yang jumlahnya 1/3 dari buah umumnya belum dimanfaatkan secara optimal, padahal kulit buah pisang ini mengandung banyak gizi yang tergolong cukup lengkap yaitu kalori, protein, air, vitamin B, vitamin C, Fosfor, besi, kalsium, lemak dan karbohidrat. Dalam kulit pisang, komposisi kimia terbanyak selain air adalah karbohidrat sebesar 18,50%. Dengan komposisi tersebut maka karbohidrat dalam kulit pisang dapat diolah menjadi asam cuka.
Karbohidrat merupakan zat yang sangat penting karena berfungsi sebagai sumber energi yang tersusun atas atom karbon, hydrogen dan oksigen. Karbohidrat digolongkan menjadi monosakarida, disakarida dan polisakarida. Karbohidrat ini dapat di fermentasi dan diolah menjadi asam cuka, dimana proses fermentasi adalah suatu reaksi oksidasi reduksi di dalam sistem biologis yang menghasilkan energi. Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba pada substrat organik dalam kondisi aerob maupun anaerob. Fermentasi anaerob adalah fermentasi yang prosesnya tidak memerlukan oksigen.
Cuka pisang yang terbuat dari kulit dan bonggol pisang barangan melalui proses fermentasi dapat dimanfaatkan sebagai penyedap makanan dan kadang digunakan pada proses pencucian ikan laut agar hilang amisnya.

B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas , maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana proses pembuatan asam cuka dari bonggol dan kulit pisang barangan Arso yang dihasilkan dari fermentasi menggunakan ragi roti (Saccharomices cerevisiae) ?
b. Bagimana kadar asam cuka yang diperoleh dari bonggol dan kulit pisang barangan Arso ?
c. Bagaimanakah karakteristik asam cuka yang diperoleh dari bonggol dan kulit pisang barangan Arso yang dihasilkan dari fermentasi menggunakan ragi roti (Saccharomices cerevisiae) ?
d. Manakah yang lebih baik diantara kulit dan bongggol pisang barangan Arso sebagai sumber asam cuka ?.
e.
C. BATASAN MASALAH

D. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses pembuatan asam asetat dari boggol dan kulit pisang barangan Arso yang dihasilkan dari fermentasi menggunakan ragi roti (Saccharomices cerevisiae).
2. Untuk mengetahui kadar asam cuka yang diperoleh dari bonggol dan kulit pisang barangan Arso.
3. Untuk mengetahui karakteristik asam cuka yang diperoleh dari bonggol dan kulit pisang barangan Arso yang dihasilkan dari fermentasi menggunakan ragi roti (Saccharomices cerevisiae).
4. Untuk mengetahui keunggulan dan kekurangan bonggol dan kulit pisang Barangan Arso sebagai sumber asam cuka.
E. MANFAAT
Manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi :
1. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan adalah diperolehnya metode yang cocok dalam men-sintesis asam asetat (cuka) dari bonggol dan kulit pisang barangan.
2. Bagi peneliti dapat mengembangkan potensi diri melalui pengalaman dalam penelitian dan mengetahui cara memecahkan masalah.
3. Bagi masyarakat umum sebagai informasi dasar tentang asam asetat dalam pisang barangan Arso dan dapat mengembangkannya sehingga menciptakan lapangan kerja baru.
4. Bagi pemerintah dan dunia industri sebagai bahan masukan tentang bahan alternatif pembuatan cuka.

No comments: