Sunday, 16 March 2014

PENCEMARAN AIR DAN CARA PENANGGULANGANNYA


Pencemaran lingkungan adalah perubahan lingkungan yang tidak menguntungkan, sebagian karena tindakan manusia, disebabkan perubahan pola penggunaan energi dan materi, tingkatan radiasi, bahan-bahan fisika dan kimia, dan jumlah organisme. Perbuatan ini dapat mempengaruhi langsung manusia, atau tidak langsung melalui air, hasil pertanian, peternakan, benda-benda, perilaku dalam apresiasi dan rekreasi dialam bebas. Sedangkan pencemaran air dapat didefinisikan apabila air itu mengandung zat-zat yang dapat menimbulkan gangguan atau bahaya pada kesehatan, kesejahteraan, industri, pertanian, peternakan, rekreasi dan kehidupan. Dimana zat-zat tersebut tidak serasi dengan keadaan alamiahnya. Air yang tercemar tersebut dapat diketahui dari rupanya (kebeningannya, berbusa atau berminyak), warnanya, baunya, rasanya, dan derajat keasamannya. Pencemaran ini dapat diklasifikasikan dalam 3 tipe pencemaran, yaitu : pencemaran kimia (contohnya, deterjen, minyak, zat warna, asam, basa, logam berat dan bahan radioaktif), pencemaran fisika (contohnya, daun-daun, kayu, kotoran manusia, sampah), pencemaran biologi (contohnya, mikroba patogen, lumut).

Aspek kimia fisika dalam pencemaran air, terdiri dari : (1). Oksigen. Oksigen merupakan faktor pembatas dalam penentuan kehadiran makhluk hidup dalam air. Oksigen dalam danau misalnya berasal dari udara dan fotosintesis organisme yang hidup didanau. Pada dasar danau oksigen digunakan oleh makhluk pembusuk yang memakan ganggang mati, dan sampah. Selain didanau, disungai yang jernih oksigen dapat mencapai kejenuhan jika air terdepat pencemar maka oksigen yang terlarut mungkin dibawah kejenuhan. Jika tingkat oksigen terlarut terendah, maka organisme anaerob mati dan organisme anaerob akan menguraikan bahan organik dan menghasilkan bahan seperti metana dan hidrogen sulfida. Zat itulah yang menyebabkan air berbau busuk. (2). pH, kebasaan, keasaman, dan kesadahan air. Keempat faktor ini mempengaruhi lingkungan. pH air dapat berubah menuju suasana asam dengan adanya pertambahan zat-zat organik. Karena mungkin ada pencemaran seperti pabrik bahan kimia, kertas, mentega. Keasaman bebas dapat menurunkan pH air. Kesadahan air disebabkan oleh ion-ion megnesium tidak menguntungkan bila tingkat kesadahannya tinggi, yakni diatas 500 bpj. Kesadahan dapat disebabkan dari limbah industri. (3). Fosfor. Fosfor juga merupakan faktor pembatas. Fosfor memasuki air melalui kotoran, limbah, sisa tanaman dan hewan yang mati. Bila sebagai faktor pembatas fosfor dapat timbul jika mengubah kesetimbangan. Selain faktor kimia diatas terdapat beberapa faktor-faktor fisik yang menentukan kwalitas air; antara lain kekeruhan atau turbiditas, warna, suhu, kecepatan aliran, volume aliran, sifat dasar kolam. Juga terdapat aspek-aspek biokimia dari polusi air. Buangan sampah organik kedalam air dapat menimbulkan kondisi anaerobik, misalnya limbah dari pabrik kertas, bubur kayu, kulit. Nilai BOD air lebih rendah dibandingkan dengan COD, hal ini dikarenakan bekteri mengoksidasi zat organik menjadi CO2 dan H2O. Penggunaan deterjen rumah tangga juga berbahaya sehingga dapat membunuh organisme.

Dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran air dapat berupa. (1). Pada pencemaran air oleh minyak, polutan dapat berbentuk lapisan tipis diatas air, sehingga kontak antara air dan udara terhalang. Akibatnya gas oksigen tidak dapat masuk dalam air, sehingga dapat mengganggu kehidupan dalam air itu. (2). Deterjen dapat menimbulkan buih, jika deterjen mencapai 3 ppm ikan dapat bertahan selama sebulan, namun organisme makanan ikan sudah berbahaya karena deterjen tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang ada didalam air. (3). Limbah pertanian berupa pupuk-pupuk tanaman (urea, trisuperposoat, ZA) dan insektisida yang berlebihan dapat memacu pertumbuhan mikroba, algae, eceng gondok, kangkung dan tumbuhan air lainnya sehingga sulit dikontrol keseimbangannya. (4). Unsur nitrat dalam pembusukan tanaman dan hewan, pembuangan industri yang berada dalam air bila sudah mencapai 45 bpj, berbahaya untuk diminum. Nitrat ini akan berubah menjadi nitrit dalam perut. Keracunan menimbulkan muka biru dan kematian. (5). Polutan anorganik yang dapat membahayakan kesehatan bila telah melewati ambang batas adalah senyawa arsenik (As), raksa (Hg), timbal (Pb), katmium (Cd), selenium (Se) dan sianida (Sn). (6). Selain insektisida, fungisidan dan herbisida yang termasuk dalam senyawa organoklor yang mengotori air dengan konsentrasi yang cukup tinggi dapat meracuni hewaN.
Pencemaran air dapat ditanggulangi dengan, misalnya : (1). Pencegahan, populasi fosfor dilakukan dengan melarang deterjen mengandung fosfat. (2). Demikian pula dengan mewajibkan pengelolaan industri memberikan air kapur atau aluminium sulfat agar fosfatnya mengendap dan dibuang. (3). Untuk menanggulangi kesadahan air, garam asam hidrogen karbonat yang larut dalam air mengendap sebagai garam karbonat untuk mencegahnya digunakan deterjen sintesis. (4). Pengolahan limbah dengan menurunkan tegangan permukaan dari air, pemecahan kembali dari gumpalan (flock), koloid merupakan efek yang tidak menguntungkan dari ABS (alkil benzen sulfonat) maka dapat digantikan dengan LAS (Linier Alkil Sulfonat) . LAS ini mempunyai sifat yang lebih baik karena rantai alkilnya tidak bercabang dan tidak mempunyai atom karbon tersier yang sangat mengganggu kemampuannya untuk terurai secara biologis.

No comments: