Sunday, 16 March 2014

PENYEBAB DAN PENCEGAHAN WABAH MUNTABER



Salah satu wabah yang sedang melanda bangsa Indonesia saat ini adalah wabah muntaber. Wabah ini sudah banyak diberitakan di media massa maupun media elektronik, dan wabah ini bukan hanya terjadi di daerah yang terkena bencana alam tetapi sudah semakin meluas ke beberapa daerah. Sudah banyak korban yang jatuh dan dilaporkan sebagian korban dirawat akibat penyakit ini. Bahkan sudah banyak kasus kematian akibat wabah penyakit muntaber.
Pengertian masyarakat mengenai muntaber adalah suatu penyakit yang memiliki gejala mual-mual, dan muntah yang disertai berak-berak (diare). Muntah-muntah yang disertai buang air besar berkali-kali ini dapat berulang tiga sampai lebih dari sepuluh kali dalam sehari. Terjadi perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, melembek sampai mencair, yang kadang juga mengandung darah atau lendir. Secara medis pengertian diare adalah peningkatan frekuensi dari buang besar, biasanya diambil patokan lebih dari tiga kali dan dengan perubahan kotoran menjadi lebih encer dan cair. Selain mual dan muntah-muntah, keadaan diare ini disertai dengan semakin meningkatnya suhu badan. Gejala yang timbul tergantung pada penyebab diare tersebut.
Daerah-daerah yang terkena musibah bencana alam, baik bencana tsunami, gempa, banjir, dan sebagainya merupakan daerah yang sangat rawan terhadap wabah muntaber. Sebab, biasanya daerah ini berada pada lingkungan yang kurang sehat. Sumber-sumber air bersih yang kurang tersedia akibat kemarau yang panjang atau adanya perubahan musim dari musim kemarau dan penghujan, serta banjir. Sistem sanitasi yang tidak terjaga dengan baik memudahkan kuman berkembang biak. Hujan yang terus-menerus hingga menimbulkan banjir juga sangat berpontesial menimbulkan wabah muntaber. Sampah-sampah yang menumpuk dan berserakan di berbagai tempat serta kurangnya kebersihan lingkungan pada situasi itu. Selain pengaruh negatif lingkungan yang kurang bersih, keadaan yang dapat dihubungkan dengan suatu penyakit adalah pasca lebaran. Karena pasca lebaran berbagai macam makanan dan minuman yang tersedia dikonsumsi secara bersamaan, juga kecenderungan mengkonsumsi makanan yang dipanaskan berulang-ulang. Atau dapat terjadi jika kita mengkonsumsi makanan yang berlemak, terlalu manis dan minuman mengandung soda.
Penyebab utama muntaber adalah peradangan usus oleh bakteri, virus, parasit lain (jamur, cacing, protozoa), keracunan makanan atau minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia serta kurang gizi, misalnya kelaparan atau kekurangan protein. Kuman ini dapat menempel pada dinding usus dan menyebabkan kerusakan dari dinding usus dan dikeluarkan cairan dan lendir pada usus yang terkena infeksi tersebut. Pada keadaan tertentu, infeksi akibat kuman-kuman ini dapat menyebabkan pendarahan. Kuman ini dapat menyebabkan kerusakan, racun sebagai produksi kuman tersebut juga dapat mengganggu transportasi cairan dan elektrolit sehingga cairan tersebut menjadi encer. Selain kuman yang terdapat pada makanan dan minuman, makanan dan minuman sendiri dapat menjadi penyebab diare, dimana makanan dan minuman tersebut dapat terganggu penyerapannya. Keadaan dimana terganggunya penyerapan makanan dan minuman oleh tubuh dapat disebut melabsorbsi. Hal ini terjadi jika kita mengkonsumsi makanan dan minuman yang bermacam-macam dalam waktu yang bersamaan. Penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri Escherichia coli ini dapat mewabah akibat lingkungan sekitar tempat tinggal yang kurang bersih, serta makanan yang dikonsumsi terkontaminasi bakteri.
Bila kita mengkonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi tinja atau muntahan penderita muntaber, maka kita dapat terinfeksi kuman penyebab muntaber. Sebab tinja atau muntahan tersebut dikeluarkan oleh penderita atau pembawa kuman (carrier) yang dapat mencemari lingkungan, misalnya tanah, sungai dan air sumur. Penggunaan air sumur atau air sungai yang sudah tercemari muntaber oleh orang yang sehat dapat menyebabkan ia akan menderita muntaber. Penularan ini dapat terjadi secara langsung apabila tangan kotor atau tercemar kuman dipergunakan untuk menyuap makanan.
Mengkonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri dapat merangsang asam lambung yang akhirnya menimbulkan muntaber. Apabila makanan tersebut sudah terkontaminasi oleh bakteri maka perut penderita terasa perih, nyeri, mual-mual hingga muntah. Nyeri diperut biasanya timbul pada perut bagian bawah yang diikuti kekejangan otot yang serupa. Suhu badan penderita biasanya menaik tajam dan kurang nafsu makan. Setelah beberapa hari mengalami muntah-muntah dan diare, penderita akhirnya mengalami kekurangan cairan tubuh (dehidrasi) dan elektrolit. Kehilangan cairan tubuh (dehidrasi) yang terus-menerus ini sangatlah berbahaya. Sebab semua reaksi kehidupan di dalam tubuh memerlukan cairan. Jika cairan di dalam tubuh berkurang, maka reaksi-reaksi kehidupan tersebut terancam terhenti. Bahaya kematian karena kekurangan cairan tubuh lebih tinggi resikonya terutama pada bayi dan balita. Selain dehidrasi, kekurangan elektrolit dalam tubuh terutama Natrium dan Kalium juga dapat melemahkan tubuh, sehingga pasien akan mengalami penurunan kesadaran. Keseimbangan asam basa dalam tubuh juga akan terganggu bila diare ini disertai dengan muntah-muntah.
Penyakit muntaber ini lebih sering menyerang anak-anak, sebab cara makan dan minum mereka yang umumnya belum dapat menjaga kebersihan. Mereka mengkonsumsi makanan dan minuman tanpan memperhatikan kebersihan makanan atau minuman yang dikonsumsi. Mengkonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri, merangsang asam lambung yang akhirnya menimbulkan muntaber. Kebiasaan mengkonsumsi makanan dan minuman tanpa mencuci tangan terlabih dahulu sesudah buang air besar yang dapat menjadi jalan masuknya kuman kedalam tubuh. Membuang air besar di kali, pantai, sawah, atau disembarang tempat. Atau meminum air atau memakan makanan yang belum dimasak dengan benar. Selain anak-anak, bayi yang meminum susu botol lebih mudah terserang muntaber daripada bayi yang disusui oleh ibunya.
Mengatasi muntaber pada awal terkena penyakit ini dapat dilakukan dengan meminum cairan oralit yang pada saat ini sudah banyak tersedia di apotik dan toko obat. Dapat dilakukan dengan meminum cairan oralit sebanyak mungkin kepada penderita, namun dilakukan sedikit demi sedikit. Jika tidak tersedia oralit, buatlah larutan gula-garam (dua sendok teh gula pasir dan seujung sendok teh garam dapur) yang dilarutkan ke dalam segelas air masak (200 cc), aduk rata dan berikan pada penderita. Sebaiknya penderita diberikan makanan yang lunak dan tidak merangsang lambung, serta makanan ekstra yang bergizi sesudah muntaber. Jika keadaan penderita muntaber bertambah berat tentunya segera mencari pertolongan ke Dokter/ Puskesmas/ Rumah Sakit. Dalam hal ini penderita muntaber tidak berhenti dalam sehari atau keadaannya parah, rasa haus yang berlebihan, tidak dapat minum atau makan, demam tinggi, penderita lemas sekali serta terdapat darah dalam tinja.
Beberapa penderita yang kadang terlambat mendapatkan pertolongan dapat mengakibatkan penderita mengalami komplikasi penyakit dan dapat berakibat meninggal dunia. Penderita kadang harus dirawat inap di rumah sakit untuk mendapat penanganan khusus dan mengantisipasi kemungkinan kekurangan cairan atau dehidrasi.
Pencegahan penyakit muntaber dimulai dengan memperhatikan kebersihan dan kesehatan makanan dan minuman. Oleh karena itu makanan dan minuman harus menggunakan air yang bersih dan dimasak sampai matang dengan sebaik-baiknya. Cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan serta selalu mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar. Bersihkan segera bekas muntahan dan kotoran dari diare tersebut dan sebaiknya dengan menggunakan antiseptik. Dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang higienis (bebas dari kuman penyakit), membeli makanan jadi yang tidak diragukan kebersihannya, mewaspadai kualitas dan kuantitas makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri, serta selalu menjaga kebersihan lingkungan dapat mencegah kita dari tertularnya penyakit muntaber.

No comments: