Sunday, 17 March 2013
PELAJAR SUBJEK PERADABAN
(Sebuah Renungan)
Ketika masyarakat Indonesia meramaikan perayaan Hari Kebangkitan Nasional yang ke 100 Tahun pada bulan lalu, ternyata masih banyak problem yang belum terselesaikan. Ditengah hiruk pikuk perayaannya ternyata kita melupakan jati diri sebagai bangsa besar. Bentuk terlupanya jati diri adalah tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya. Maksud penulis “tidak menempatkan para pelajar sebagai subyek peradaban”.
Meskipun kurukulum KTSP memberikan kesempatan kepada para pelajar untuk berkembang dan memilih masa depannya, namun terkadang komponen pendidikan belum siap pada perubahan system pendidikan ini. Pelajar masih dijadikan bank ilmu pengetahuan. Kalau boleh meminjam istilah Paulo Freire pelajar tetap menjadi orang yang terjajah. Mereka harus mendengarkan, mengikuti semua yang diperintahkan guru, dan segudang peraturan lain yang terkadang menegkang kreatifitas pelajar.
Di samping itu dalam kontruksi sosial yang terbangun selama ini, ada penempatan yang tidak proporsional terhadap para pelajar. Pelajar adalah anak manis yang tugasnya belajar, bermain dan bersenang-senang. Pelajar ditempatkan sebagai orang yang sedang disiapkan memasuki dunia kerja. Berfikir tentang politik, membincangkan problem sosial di lingkungannya atau bicara tentang bisnis, cara bertani yang baik dan segala implikasinya bukanlah tugas pelajar. Tugas pelajar ya belajar saja! Selain itu? Nikmatilah hidup ini selagi masih muda, selagi belum disibukkan dengan bekerja. Kontruksi seperti ini sesungguhnya pengingkaran terhadapa hakikat eksistensial pelajar sebagai sejarah dan dan peradaban.
Sebagai subjek, pelajar mesti memiliki dan mengembangkan dirinya dengan rasa tanggung jawab serta kesadaran kritis. Sangat disayangkan pada masa kini pelajar tumbuh dalam situasi masyarakat yang sedang sakit, tidak mengedepankan nurani, para elit memanfaatkan kepatuhan Paternalistik dengan memutar-balikan wacana dan masyarakat menjadi penikmat kesenangan-kesenangn instant dan semu. Bisa kita lihat hasil dari semua itu para pelajar menjadi tersihir oleh mimpi yang terlahir dari budaya itu. Semua itu mematikan kesadaran kritis pelajar sehingga mereka menjadikan hal-hal yang dangkal sebagai pusat kesadaran dan nilai diri (Self Value). Lihatlah pakaian, Hand Phone, Motor dan aksesoris mereka. Mereka terus menerus terobsesi untuk tampil mewah supaya bisa dihargai temannya.
Kondisi di atas hanya dapat dirubah oleh para pelajar dan orang yang konsen dalam dunia pendidikan yang mau menjadikan pelajar sebagai subyek sejarah dan peradaban. Ingat bahwa perubahan butuh “Orang gila” yang tidak memikirkan bagaimana nantinya sambutan public yang menjadi orientasinya. Dan bukan kegilaan itu sendiri mejadi tujuannya. Melainkan hati nuranilah yang membimbingnya, dan membuatnya menjadi orang gila.
Pelajar sebagai subyek peradaban merupakan kemauan yang langka dan ini sangat mungkin dianggap sebagai pemikiran gila. Namun hal ini sangat dibutuhkan melihat situasi dan kondisi pendidikan saat ini. Tantangan pelajar di masa depan lebih berat dari pada tantangan yang berlaku pada zaman guru mereka. Oleh karena itu model dan system yang diterapkan pun harus berbeda dengan zaman guru mereka. Evaluasi pendidikan seharusnya menjadikan mutu keilmuan dan wawasan serta pengalaman pelajar semakin meningkat. Guru yang berhasil adalah yang dapat memotivasi pelajarnya menjadi subyek peradaban dan dapat berbuat sesuatu untuk bangsa dan negaranya.
Marilah kita semua bangkit menjadi orang siap menjadikan pelajar sebagai subjek peradaban. Karena pelajar sebagai komponen kaum muda dijadikan sumber inspirasi dan semangat oleh pendiri Negara kita (Soekarno) untuk membangun sebuah peradaban. “Berikan kepadaku seribu orang tua, aku akan cabut semeru dari akarnya. Tetapi berikan kepadaku sepuluh orang anak muda, akan aku goncangkan dunia. Kata-kata itu terlihat tanpa makna jika kita tidak membelalakkan mata untuk melihat ternyata perubahan rezim di Indonesia semua ada campur tangan aksi pelajar (termasuk Pelajar Universitas).
Semua perubahan di Indonesia sejak proklamasi, bangkitnya orde baru, dan lahirnya reformasi ternyata dimotori oleh pelajar dan pemuda secara umum. Kalau kita telisik lebih dalam peran pelajar (pemuda secara umum) ternyata tidak ada satu fase sejarah yang tidak ada campur tangan pelajar. Mereka menorehkan peradaban yang gemilang. Kita tunggu kegemilangan peradaban yang akan ditorehkan pelajar kita.
Ditulis oleh Tumijan 2008 dengan menyadur berbagai sumber
Friday, 15 March 2013
PEMANFAATAN ABU TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI KATALIS PRODUKSI BIODIESEL
Pohon Kelapa Sawit terdiri daripada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersil dalam pengeluaran minyak kelapa sawit. Pohon Kelapa Sawit Afrika, Elaeis guineensis, berasal dari Afrika barat di antara Angola dan Gambia, manakala Pohon Kelapa Sawit Amerika, Elaeis oleifera, berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Bunga dan buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil dan apabila masak, berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandungi minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Hampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak, khususnya sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.
Klasifikasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Jenis : Elaeis
Spesies : E. guineensis
Ciri-ciri fisik kelapa sawit
Daunnya merupakan daun majemuk. Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam.
Batang tanaman diselimuti bekas pelapah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip dengan tanaman kelapa.
Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.
Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah.
Buah terdiri dari tiga lapisan:
a) Eksoskarp; bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
b) Mesoskarp, serabut buah
c) Endoskarp, cangkang pelindung inti
Inti sawit merupakan endosperm dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi.
Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar (radikula).
Kelapa sawit memiliki banyak jenis, berdasarkan ketebalan cangkangnya kelapa sawit dibagi menjadi Dura, Pisifera, dan Tenera. Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar‐besar dan kandungan minyak pertandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing‐masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul persentase daging perbuahnya dapat mencapai 90% dan kandungan minyak pertandannya dapat mencapai 28%.
Bagian yang paling utama untuk diolah dari kelapa sawit adalah buahnya. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin.
Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika. Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur 90°C. Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan cangkang dengan pressing pada mesin silinder berlubang. Daging inti dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke bagian bawah lumpur. Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos.
Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia. Cerahnya prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan areal perkebunan kelapa sawit.
Berkembangnya sub‐sektor perkebunan kelapa sawit di Indonesia tidak lepas dari adanya kebijakan pemerintah yang memberikan berbagai insentif, terutama kemudahan dalam hal perijinan dan bantuan subsidi investasi untuk pembangunan perkebunan rakyat dengan pola PIR‐Bun dan dalam pembukaan wilayah baru untuk areal perkebunan besar swasta.
Gambar 2.1 Peta penyebaran Kelapa sawit di Indonesia
Sumber : BKPM dalam WWW. Deperin.go.id
Industri Minyak Kelapa sawit
Minyak Kelapa sawit
Produk minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek kualitas. Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak, kelembaban dan kadar kotoran. Aspek kedua berhubungan dengan rasa, aroma dan kejernihan serta kemurnian produk. Kelapa sawit bermutu prima (SQ, Special Quality) mengandung asam lemak (FFA, Free Fatty Acid) tidak lebih dari 2 % pada saat pengapalan. Kualitas standar minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih dari 5 % FFA. Setelah pengolahan, kelapa sawit bermutu akan menghasilkan rendemen minyak 22,1 % ‐ 22,2 % (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7 % ‐ 2,1 % (terendah).
Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit
Mutu minyak kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua arti, pertama, benar‐benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak kelapa sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat‐sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik lebur angka penyabunan dan bilangan yodium. Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar ALB, air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. Kebutuhan mutu minyak kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan non pangan masing‐masing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun aspek higienisnya harus lebih Diperhatikan. Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktor‐faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan pascapanen, atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan.
Dari beberapa faktor yang berkaitan dengan standar mutu minyak sawit tersebut, didapat hasil dari pengolahan kelapa sawit, seperti di bawah ini :
Crude Palm Oil
Crude Palm Stearin
RBD Palm Oil
RBD Olein
RBD Stearin
Palm Kernel Oil
Palm Kernel Fatty Acid
Palm Kernel
Palm Kernel Expeller (PKE)
Palm Cooking Oil
Refined Palm Oil (RPO
Refined Bleached Deodorised Olein (ROL)
Refined Bleached Deodorised Stearin (RPS)
Palm Kernel Pellet
Palm Kernel Shell Charcoal
Komposisi Minyak Kelapa Sawit
Minyak kelapa sawit dan inti minyak kelapa sawit merupakan susunan dari fatty acids, esterified, serta glycerol yang masih banyak lemaknya. Didalam keduanya tinggi serta penuh akan fatty acids, antara 50% dan 80% dari masing‐masingnya. Minyak kelapa sawit mempunyai 16 nama karbon yang penuh asam lemak palmitic acid berdasarkan dalam minyak kelapa minyak kelapa sawit sebagian besar berisikan lauric acid. Minyak kelapa sawit sebagian besarnya tumbuh berasal alamiah untuk tocotrienol, bagian dari vitamin E. Minyak kelapa sawit didalamnya banyak mengandung vitamin K dan magnesium. Napalm namanya berasal dari naphthenic acid, palmitic acid dan pyrotechnics atau hanya dari cara pemakaian nafta dan minyak kelapa sawit.
Limbah Kelapa Sawit
Limbah sawit terdiri dari kulit serat luar, kulit biji (yang keras), dan sisa (ampas) biji, serta bahan pendukung seperti air yang bercampur dengan limbah tersebut. Berbagai penelitian telah dilakukan menunjukkan bahwa Limbah kelapa sawit dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Berikut akan dijelaskan manfaat limbah kelapa sawit
Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) untuk pupuk organik
Tandan kosong kelapa sawit daoat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik yang memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman. Tandan kosong kelapa sawit mencapai 23% dari jumlah Pemanfaatan Limbah kelapa sawit tersebut sebagai alternatif pupuk organik juga akan memberikan manfaat lain dari sisi ekonomi.
Ada beberapa alternatif Pemanfaatan TKKS yang dapat dilakukan sebagai berikut :
Pupuk Kompos
Pupuk kompos merupakan bahan organik yang telah mengalami proses fermentasi atau dekomposisi yang dilakukan oleh micro-organisme. Pada prinsipnya pengomposan TKSS untuk menurunkan nisbah C / N yang terkandung dalam tandan agar mendekati nisbah C / N tanah. Nisbah C / N yang mendekati nibah C / N tanah akan mudah diserap oleh tanaman.
Pupuk Kalium
Tandan kosong kelapa sawit sebagai limbah padat dapat dibakar dan akan menghasilkan abu tandan. Abu tandan tersebut ternyata memiliki kandungan 30-40%, K2O, 7% P2O5, 9% CaO, dan 3% MgO. Selain itu juga mengandung unsur hara mikro yaitu 1.200 ppm Fe, 1.00 ppm Mn, 400 ppm Zn, dan 100 ppm Cu. Sebagai gambaran umum bahwa pabrik yang mengolah kelapa sawit dengan kapasitas 1200 ton TBS/ hari akan menghasilkan abu tandan sebesar 10,8%/hari. Setara dengan 5,8 ton KCL; 2,2 ton kiersit; dan 0,7 ton TSP dengan penambahan polimer tertentu pada abu tandan dapat dibuat pupuk butiran berkadar K2O 30-38% dengan pH 8 – 9 (Fauzi, 2005).
Bahan Serat
Tandan kosong kelapa sawit juga menghasilkan serat kuat yang dapat digunakan untuk berbagai hal, diantaranya serat berkaret sebagai bahan pengisi jok mobil dan matras, polipot (pot kecil, papan ukuran kecil dan bahan pengepak industri.
Tempurung buah sawit untuk arang aktif
Tempurung kelapa sawit merupakan salah satu limbah pengolahan minyak kelapa sawit yang cukup besar, yaitu mencapai 60% dari produksi minyak. Arang aktif juga dapat dimanfaatkan oleh berbagai industri. Antara lain industri minyak, karet, gula, dan farmasi.
Batang dan tandan sawit untuk pulp kertas
Kebutuhan pulp kertas di Indonesia sampai saat ini masih dipenuhi dari impor. Padahal potensi untuk menghasilkan pulp di dalam negeri cukup besar. Salah satu alternatif itu adalah dengan memanfaatkan batang dan tandan kosong kelapa sawit untuk digunakan bahan pulp kertas dan papan serat.
Batang kelapa sawit untuk perabot dan papan artikel
Batang kelapa sawit yang sudah tua tidak produktif lagi, dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai tinggi. Batang kelapa sawit tersebut dapat dibuat sebagai bahan perabot rumah tangga seperti mebel, furniture,atau sebagai papan partikel. Dari setiap batang kelapa sawit dapat diperoleh kayu sebanyak 0.34 m3.
Batang dan pelepah sawit untuk pakan ternak
Batang dan pelepah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Pada prinsipnya terdapat tiga cara pengolahan batang kelapa sawit untuk dijadikan pakan ternak, yaitu pertama pengolahan menjadi silase, kedua dengan perlakuan NaOH dan yang ketiga adalah pengolahan dengan menggunakan uap.
Tandan Kosong Kelapa Sawit
Buah kelapa sawit terbentuk dari bunga betina yang diserbuki oleh bunga jantan. Oleh karena itu, masing-masing buah akan menempel pada splinkelet-splinkelet (manggar) bunga betina. Tandan bunga betina yang telah manjadi buah disebut tandan buah kelapa sawit atau tandan buah segar (TBS). Setiap TBS pada tanaman dewasa umumnya terdiri dari 1.000-2.000 buah. Setiap buah berdiameter 1,5-3 cm. Berat setiap butir buah adalah 10-30 gram, sehingga satu TBS pada tanman dewasa beratnya mencapai 10-40 kg. (Hadi, 2004)
Sisa pengolahan industri kelapa sawit dihasilkan pada saat proses pengolahan kelapa sawit. Sisa pengolahan jenis ini digolongkan dalam tiga jenis yaitu dalam bentuk padat, cair, dan gas. Tandan kosong kelapa sawit merupakan sisa pemanfaatan padat industri kelapa sawit. Sisa pemanfaatan dalam bentuk padat mempunyai ciri khas dalam komposisinya. Komponen terbesar sisa pemanfaatan dalam bentuk padat tersebut adalah selulosa, disamping komponen lain meskipun lebih kecil seperti abu, hemiselulosa dan lignin.
Tabel 2.1. Komposisi Kimia Tandan Kosong Kelapa sawit
Komposisi Kadar (%)
Abu
Selulosa
Lignin
Hemiselulosa 15
40
21
24
Tandan kosong kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik yang memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman.
Tandan kosong kelapa sawit sebagai sisa pengolahan pabrik kelapa sawit dalam bentuk padat dapat dibakar dan akan menghasilkan abu tandan. Adapun komposisi kimia abu TKKS adalah:
Tabel 2.2 Komposisi Kimia abu tandan kosong kelapa sawit
Parameter Hasil analisis (%)
Kalium (K) (%b/b)
Silika (Si) (%b/b)
Calsium (Ca) (%b/b)
Magnesium (Mg) (%b/b)
Natrium (Na) (%b/b)
Ferum (Fe) (%b/b)
Mangan (Mn) (%b/b)
Cu(%b/b)
-CO¬¬3-2(%b/b)
-HCO¬¬3-(%b/b) 29,82
14,24
6,72
4,34
2,37
0,31
0,17
0,02
19,63
3,21
(Yoeswono, 2007)
Kalium merupakan unsur terbesar yang terkandung di dalam abu TKKS. Seperti diketahui bahwa kalium merupakan logam yang sangat ringan selain litium. Kalium sangat lunak, dan mudah dipotong dengan pisau dan tampak keperak-perakan pada permukaan barunya. Kalium merupakan senyawa logam yang dapat bereaksi dengan air dan membentuk KOH sebagai katalis transesterifikasi (bersifat basa). Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat. (Mohsin, 2008)
Kalium merupakan unsur terbesar yang terkandung di dalam abu TKKS. Seperti diketahui bahwa kalium merupakan logam yang sangat ringan selain litium. Kalium sangat lunak, dan mudah dipotong dengan pisau dan tampak keperak-perakan pada permukaan barunya. Kalium merupakan senyawa logam yang dapat bereaksi dengan air dan membentuk KOH. Di mana KOH dapat dikatakan sebagai katalis (bersifat basa).
Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat. (Mohsin, 2008)
Etanol 70% sebagai penyari dalam maserasi Abu Tandan Kosong Kelapa Sawit
Etanol juga dikenal sebagai etil alkohol adalah senyawa kimia dengan rumus kimia C2H5OH. Etanol merupakan bentuk alcohol sederhana setelah methanol Pada keadaan atmosfer, metanol berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih kuat daripada metanol). Etanol digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar, dan antispetik Etanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri. Hasil proses tersebut adalah uap etanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa hari, uap etanol tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari menjadi karbon dioksida dan air.
Etanol digunakan secara terbatas dalam mesin pembakaran dikarenakan etanol tidak mudah terbakar dibandingkan dengan bensin. Etanol campuran merupakan bahan bakar dalam model radio kontrol. Salah satu kelemahan etanol dan alkohol secara umum sebagai bahan bakar adalah sifat korosi terhadap beberapa logam. Etanol merupakan asam lemah dan dapat bereaksi dengan oksida logam.
Maserasi berasal dari bahasa latin macerare yang artinya merendam Maserasi adalah proses pengekstraksi simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan pada temperatur ruangan (kamar) (Anonim, 2000).
Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan me nembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak ke luar. Peristiwa ini berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel (Anonim, 1986).
Sistem pelarut dalam ekstraksi dipilih berdasarkan kemampuannya dalam melarutkan jumlah yang maksimal dari zat yang dibutuhkan dan seminimum mungkin bagi unsur yang tidak diinginkan. Larutan penyari yang baik harus memenuhi kriteria: murah, mudah diperoleh, stabil secara fisika dan kimia, bereaksi netral, tidak mudah menguap, tidak mudah terbakar, selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki dan tidak mempengaruhi zat aktif.
Etanol digunakan sebagai penyari karena lebih selektif, kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol =20 %, netral, absorbsinya baik, panas untuk pemekatan sedikit, dan mudah bercampur dengan air. Etanol 70% efektif dalam menghasilkan jumlah bahan aktif yang optimal, bahan pengatur hanya sedikit turut dalam cairan pengekstraksi.
Katalis Basa Abu
Katalis adalah zat yang dapat mempengaruhi laju reaksi tetapi zat tersebut tidak mengalami perubahan kimia pada akhir reaksi. Katalis tidak berpengaruh pada energi ΔG0, dan juga tidak berpengaruh terhadap kesetimbangan
Katalisator berfungsi untuk mengurangi tenaga aktivasi pada suatu reaksi sehingga pada suhu tertentu harga konstanta kecepatan reaksi semakin besar. Pada reaksi esterifikasi yang sudah dilakukan biasanya menggunakan konsentrasi katalis antara 1 - 4 % berat sampai 10 % berat campuran pereaksi (Mc Ketta, 1978).
Adapun katalisator yang sangat berperan dalam reaksi menggunakan katalis abu tandan kosong kelapa sawit adalah CaO dan K2O. Mekanisme reaksi heterogen dengan menggunakan katalis Cao adalah sebagai berikut:
Katalis basa CaO merupakan tempat, dimana permukaan O-2 menyerang atom H+ dari etanol sehingga membentuk metoksi.
Metoksi menyerang atom dari trigliserida membentuk perantara tetra hedral.
Mengambil atom H+ dari CaO
Kemudian langkah terakhir adalah penyusunan kembali perantara tetrahedral menjadil metil ester dan gliserol
Gambar 2.2 Mekanisme Reaksi Transesterifikasi dengan katalis basa CaO
H3C-O-H + Ca-O □(⇔┴( ) ) CH3O + Ca(OH)2
CO-OOCR1 O-
CH3O + CO-OOCR2 □(⇔┴( ) ) R1-C - CH3
CO-OOCR3 OCH3
O- O
R1 C O CH3 □(⇔┴( ) )R1 C + -OCH3
OCH3 OCH3
CO-OOCR1 R1-COO- CH3 H2C-OH
CO-OOCR2 + 3 CH3OH □(⇔┴CaO ) R2-COO- CH3 + H2C-OH
CO-OOCR3 R3-COO- CH3 H2C-OH
Transesterifikasi
Ester asam lemak di alam terdapat dalam bentuk ester antara gliserol dengan asam lemak ataupun terkadang ada gugus hidroksilnya yang teresterkan tidak dengan asam lemak tetapi dengan fosfat seperti pada fosfolipid. Disamping itu ada juga ester antara asam lemak dengan alkoholnya yang membentuk monoester seperti terdapat pada minyak jojoba.
Ester asam lemak sering dimodifikasi baik untuk bahan makan maupun untuk bahan surfaktan, aditif, detergen dan lain sebagainya (Endo, dkk, 1997). Modifikasi ester asam lemak dapat dilakukan dengan beberapa cara
Gambar 2.3 Modifikasi Ester Asam lemak
Esterifikasi
Interesterifikasi
Alkoholisis
Asidolisis
Tiga reaksi terakhir dikelompokkan dalam reaksi transesterifikasi (Gandi, 1997)Proses produksi biodiesel mengacu pada reaksi transesterifikasi trigliserida dengan alkohol untuk mendapatkan alkil ester dan gliserol.
Adapun reaksi umumnya adalah:
CO-OOCR1 R1-COO-R’ H2C-OH
CO-OOCR2 + 3R’OH □(⇔┴katalis ) R2-COO-R’ + H2C-OH
CO-OOCR3 R3-COO-R’ H2C-OH
Trigliserida Alkohol Biodiesel Gliserol
Gambar 2.4 Mekanisme Reaksi Transesterifikasi secara umum
Menurut Mittelbacth (Rumbun, 2005) disebutkan bahwa mekanisme transesterifikasi menggunakan katalis basa adalah sebagai berikut :
O O
R1 C OR2 + -OCH3 □(⇔┴( ) ) R1 C OR2
OCH3
O O
R1 C OR2 □(⇔┴( ) ) R1 C OCH3 + -OR2
OCH3
OR2 + CH3OH □(⇔┴( ) ) R2OH + -OCH3
Gambar 2.4 Mekanisme Reaksi Transesterifikasi dengan basa secara umum (Dikutip dari Rumbun, 2005)
Proses pembuatan biodoesel sangat bergantung pada bahan baku yang akan dipakai. Terdapat banyak rute proses yang dapat dipergunakan untuk produksi biodiesel. Untuk memudahkannya, dikelompokkan dalam 4 kategori umum, yaitu pirolisis, transesteriffikasi, esterifikasi, dan konversi enzimatis. Meskipun demikian, transesterifikasi dan esterifikasi merupakan proses yang banyak dipergunakan dewasa ini untuk proses produksi biodiesel secara komersial. Proses transesterifikasi dipakai apabila kandungan utama dari bahan bakunya berupa trigliserida, seperti minyak goreng bekas atau CPO. Sementara proses esterifikasi dipergunakan jika bahan bakunya berupa asam lemak (fatty acid). Proses transesterifikasi bisa dikombinasikan dengan proses esterifikasi jika bahan baku yang dipergunakan memiliki kandungan trigliserida dan asam lemak. Jika bahan baku yang akan dipergunakan adalah minyak goreng bekas yang kandungan utamanya berupa trigliserida maka transesterifikasi merupakan proses yang paling cocok untuk diterapkan.
Pada proses transesterifikasi, trigliserida direaksikan dengan alkohol melalui bantuan katalis. Dewasa ini proses produksi biodiesel mengacu pada reaksi transesterifikasi trigliserida dengan metanol untuk mendapatkan alkil metil ester dan gliserin. Pada dasarnnya, bentuk alkohol yang lain seperti etanol bisa dipergunakan dalam proses transesterifikasi. Penggunaan metanol memiliki keunggulan karena hasil reaksinya yang berupa fatty acid methyl ester (FAME, yang dikenal sebagai biodiesel) dan gliserol sangat sukar untuk tercampur sehingga akan membentuk dua lapisan, yaitu biodiesel di bagian atas dan gliserin di bagian bawah. Dengan demikian, akan mempermudah proses pemisahan biodiesel dari produk samping gliserin. Selain itu, metanol bisa diperoleh dengan harga lebih murah daripada etanol sehingga lebih menguntungkan dari sisi komersial.
Tahap penting yang harus dilalui terlebih dahulu sebelum transesterifikasi minyak goreng bekas adalah penghilangan pengotor, berupa partikel-partikel sisa makanan melalui penyaringan. Sebenarnya dalam minyak goreng bekas juga terdapat kandungan asam lemak bebas (FFA), tetapi jumlahnya sangat sedikit. Sementara kandungan FFA, minyak nabati kasar, seperti CPO, dapat berkisar 5%. Selain itu, jika dipergunakan bahan baku minyak nabati kasar seperti CPO maka kandungan fosfor dalam CPO harus dihilangkan karena keberadaan fosfor merupakan indikasi keberadaan gum (getah) dalam CPO. Beberapa alternative proses biodiesel berbahan baku minyak nabati dengan kandungan FFA sampai dengan 5% adalah proses transesterifikasi dengan penghilangan FFA secara fisika, proses transesterifikasi dengan penghilangan FFA melalui proses penyabunan, serta proses esterifikasi dan transesterifikasi.
Proses transesterifikasi dengan penghilangan FFA secara fisika
Proses transesterifikasi dengan penghilangan FFA secara fisika dilakukan melalui serangkaian tahapan sebagai berikut.
Proses degumming, yaitu menghilangkan gum yang terkandung dalam minyak nabati yang mengandung FFA ≤ 5% dengan menambahkan larutan H3PO4.
Proses filtering yaitu menyaring bentonit, gum dan zat pengotor lainya agar diperoleh minyak nabati dengan FFA <5% serta kadar fosfor <20 ppm.
Proses deodorization yaitu proses penghilangan FFA yang menimbulkan bau pada minyak nabati.
Proses reaction, yaitu mereaksikan minyak dan Alkohol dengan katalis sehingga menghasilkan biodiesel dan gliserin.
Proses washing, yaitu pencucian biodiesel agar bebas dari alkohol yang tersisa, gliserol, maupun katalis. Prosesnya berupa mixing dan settling.
Tahapan reaksi transesterifikasi pembuatan biodiesel selalu menginginkan agar didapatkan produk biodiesel dengan jumlah yang maksimum. Beberapa kondisi reaksi yang mempengaruhi konversi serta perolehan biodiesel melalui transesterifikasi adalah sebagai berikut (Freedman, 1984):
Pengaruh air dan asam lemak bebas
Minyak nabati yang akan ditransesterifikasi harus memiliki angka asam yang lebih kecil dari 1. Banyak peneliti yang menyarankan agar kandungan asam lemak bebas lebih kecil dari 0.5% (<0.5%). Selain itu, semua bahan yang akan digunakan harus bebas dari air. Karena air akan bereaksi dengan katalis, sehingga jumlah katalis menjadi berkurang. Katalis harus terhindar dari kontak dengan udara agar tidak mengalami reaksi dengan uap air dan karbon dioksida.
Pengaruh perbandingan molar alkohol dengan bahan mentah
Secara stoikiometri, jumlah alkohol yang dibutuhkan untuk reaksi adalah 3 mol untuk setiap 1 mol trigliserida untuk memperoleh 3 mol alkil ester dan 1 mol gliserol. Perbandingan alkohol dengan minyak nabati 4,8:1 dapat menghasilkan konversi 98% (Bradshaw and Meuly, 1944). Secara umum ditunjukkan bahwa semakin banyak jumlah alkohol yang digunakan, maka konversi yang diperoleh juga akan semakin bertambah. Pada rasio molar 6:1, setelah 1 jam konversi yang dihasilkan adalah 98-99%, sedangkan pada 3:1 adalah 74-89%. Nilai perbandingan yang terbaik adalah 6:1 karena dapat memberikan konversi yang maksimum.
Pengaruh jenis alkohol
Pada rasio 6:1, metanol akan memberikan perolehan ester yang tertinggi dibandingkan dengaan menggunakan etanol atau butanol.
Pengaruh jenis katalis
Katalis alkali (katalis basa) akan mempercepat reaksi transesterifikasi bila dibandingkan dengan katalis asam. Katalis basa yang paling populer untuk reaksi transesterifikasi adalah natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH), natrium metoksida (NaOCH3), dan kalium metoksida (KOCH3). Katalis sejati bagi reaksi sebenarnya adalah ion metilat (metoksida). Reaksi transesterifikasi akan menghasilkan konversi yang maksimum dengan jumlah katalis 0,5-1,5%-b minyak nabati. Jumlah katalis yang efektif untuk reaksi adalah 0,5%-b minyak nabati untuk natrium metoksida dan 1%-b minyak nabati untuk natrium hidroksida.
Metanolisis Crude dan Refined Minyak Nabati
Perolehan metil ester akan lebih tinggi jika menggunakan minyak nabati refined. Namun apabila produk metil ester akan digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel, cukup digunakan bahan baku berupa minyak yang telah dihilangkan getahnya dan disaring.
Pengaruh temperatur
Reaksi transesterifikasi dapat dilakukan pada temperatur 30 - 65° C (titik didih metanol sekitar 65° C). Semakin tinggi temperatur, konversi yang diperoleh akan semakin tinggi untuk waktu yang lebih singkat.
Biodiesel
Biodiesel merupakan senyawa metil ester hasil proses estreifikasi/ transesterifikasi minyak nabati atau lemak hewani. Definisi ini membedakan biodiesel dengan berbagai minyak hayati yang juga dipergunakan pengganti minyak solar yang sering disalahfahamkan sebagai biodiesel.
Biodiesel memilki sifat fisis yang sama dengan solar sehingga bisa dipergunakan sebagai bahan bakar pengganti untuk kendaraan bermesin diesel. Selain itu, biodiesel bisa juga dipakai sebagai minyak bakar karena memiliki nilai kalor minimal 37 MJ/kg. Sebagai perbandingan, bahan bakar fosil memiliki nilai kalor sekitar 42,7 MJ/kg.
Secara komposisi kimia, biodiesel berbeda dengan minyak solar. Pada umumnya minyak solar terdiri atas 30-35% senyawa hidrokarbon aromatic dan 65-70% parafin disertai sedikit olefin. Sementara biodiesel sebagian besar terdiri atas C16-C18 fatty acid methyl ester dengan 1-3 ikatan rangkap untuk setiap molekulnya. Karakteristik yang menjadi kelebihan biodiesel bila dibandingkan dengan minyak solar adalah pada emisi gas buang, kadar sulfur, angka setana, keteruraian dan stabilitas, serta pelumasan dan pembersihan mesin.
Emisi gas buang
Secara kimia, pembakaran adalah proses oksidasi yang memerlukan oksigen cukup agar tercapai pembakaran sempurna yang menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) dan uap air H2O. Pembakaran yang tidak sempurna akan menghasilkan gas karbon monoksida (CO) atau residu karbon (C).
Biodiesel adalah oxygenated fuel, yaitu bahan bakar yang mengandung oksigen yang kemudian ikut terbakar selama proses oksidasi sehingga menghasilkan emisi yang lebih baik karena ada tambahan pasokan oksigen tersebut. Pemakaian biodiesel melalui percampuran dengan minyak solar dalam jumlah tertentu (misalnya sampai dengan 30% biodiesel atau dikenal dengan sebutan B30) akan memperbaiki emisi gas buang secara signifikan, seperti ditunjukkan dari hasil Road Test Biodiesel sejauh 20.000 km yang dilakukan oleh BPPT pada tahun 2005 .
Tabel 2.3 penurunan emisi regulasi B30
Emisi regulasi Penurunan emisi rata-rata (%)
CO (g/km) 25,35
NOx + THC (g/km) 10,82
Partikulat (g/km) 42,02
Opasitas (%) 23,5
Tabel 2.4 Emisi senyawa aromatik dengan minyak solar dan B30
Parameter (µg/gram) Jarak 0 km Jarak 20.000 km
Solar B30 Δ% Solar B30 Δ%
Benzene 113 99 -12 186 168 -10
Toluene 83 56 -33 274 260 -5
Xylene 31 19 -39 113 96 -15
Ethyl benzene 22 13 -41 86 73 -15
Kadar sulfur
Kadar sulfur dalam biodiesel lebih rendah daripada minyak solar. Kadar sulfur ini berpengaruh terhadap kandungan SO¬¬¬¬x dalam gas buang hasil pembakaran.
Tabel 2.5 Perbandingan spesifikasi minyak solar dan biodiesel
No Parameter Minyak solar Biodiesel
1 Massa Jenis (Kg/m3) 820-870 (150 C) 850-890 (400 C)
2 Viskositas Kinematik 1,6-5,8 2,3-6,0
3 Angka setana Min 45 Min.51
4 Titik nyala Min 60 Min.100
5 Titik kabut - Maks. 18
6 Titik tuang Maks. 18 -
7 Korosi lempeng tembaga Maks. No 1 Maks. No 3
8 Residu karbon
Dalam contoh asli
Dalam ampas 10% distilasi
Maks. 0,1
Maks. 0,05
Maks. 0,30
9 Air dan sedimen (%V) Maks. 0,05 Maks. 0,05
10 Temperatur ditilasi 90% - Maks. 360
11 Temperatur ditilasi 95% Maks. 370 -
12 Abu tersulfatkan (%Massa) Maks. 0,01 Maks. 0,02
13 Belerang (ppm (mg/kg)) Maks. 5000 Maks.100
14 Fosfor (ppm (mg/kg)) - Maks. 10
15 Angka asam (mg-KOH/kg) Maks. 06 Maks. 0,8
16 Gliserol bebas (%Massa) - Maks. 0,02
17 Gliserol total (%Massa) - Maks. 0,24
18 Kadar ester alkil (%Massa) - Min. 96,5.
19 Angka iodium (%Massa) - Maks. 115
20 Uji Halphen - Negatif
Angka setana (cetane number)
Angka setana merupakan kualitas pembakaran bahan bakar. Angka setana yang lebih tinggi akan menghasilkan pembakaran dengan kualitas baik. Angka setana biodiesel lebih tinggi bila dibandingkan denngan minyak solar.
Keteruraian dalam stabilitas
Biodiesel terurai empat kali lebih cepat dibandingkan dengan minyak solar atau minyak diesel. Percampuran biodiesel dengan minyak solar dapat mempercepat keteruraian campuran tersebut bila dibandingkan dengan minyak solar murni.
Dari sisi stabilitas, biodiesel harus disimpan dalam wadah yang tertutup untuk menghindari kontak langsung dengan udara luar, air, dan sinar matahari sehingga terhindar dari oksidasi. Sampai saat ini, penelitian mengenai stabilitas biodiesel masih terus dilakukan.
Pelumasan dan pembersihan mesin
Biodiesel secara lebih alami lebih kental daripada minyak solar sehingga sifat pelumasan (lubrikasi) terhadap mesin lebih baik daripada minyak solar. Selain itu, fatty acid methyl ester (FAME) merupakan pelarut yang memiliki kemampuan untuk membersihkan ruang pembakaran dan komponen mesin. Meskipun demikian, komponen mesin terbuat dari karet alam atau karet nitril dapat bereaksi dengan biodiesel yang bisa memperpendek umur pemakaian komponen tersebut. Bahan baku biodiesel berupa tanaman yang diambil ekstrak minyaknya. Terdapat lebih dari 40 jenis tanaman di Indonesia yang dapat digunakan sebagai sumber minyak nabati.
Tabel.2.6 Jenis Tanaman penghasil minyak di Indonesia
Nama Tanaman Nama latin Sumber minyak Kadar minyak (%) P/NP
Jarak Pagar Jatropha cucas Inti biji 40-60 NP
Kelapa sawit Elaeis guineensis Sabut , daging buah 45-70 + 46-54 P
Kapok/randu Ceiba petandra Biji 24-40 NP
Kelapa Cocos nucifera Daging buah 60-70 P
Kecipir Psophocarpus tetrag Biji 15-20 P
Kelor Moringa oleifera Biji 30-49 P
Kesambi Sleichera trijuga Daging biji 55-70 NP
Nimba Azadirachta indica Dagin biji 40-50 NP
Saga utan Adenanthera pavonina Inti biji 12-28 P
Akar kepayang Hodgsonia macrocarpa Biji Setara 65 P
Gatep pait Samadera indica Biji Setara 35 NP
Kepoh Sterculia foetida Inti biji 45-55 NP
Ketiau Madhuca motleyana Inti biji 50-57 P
Nyamplung Callophyllum inophyllum Inti biji 40-73 NP
Randu alas Bombax malabaricum Biji 18-26 NP
Seminai Maducha utilis Inti biji 50-57 P
Siur (-siur) Xantophylum lanceatum Biji 35-40 P
Tengkawang terindag Isopteran borneensis Inti biji 45-70 P
Bidaro Ximenia Americana Inti biji 49-61 NP
Bintaro Cerbera manggas Biji 43-64 NP
Bulangan Gmelina asiatica Biji - NP
Cerakin/kroton Croton triglium Inti biji 50-60 NP
Kampis Hernandia peltata Biji - NP
Kemiri cina Aleurites trisperma Inti biji - NP
Nagasari (gede) Mesua ferrea Biji 35-50 NP
Sirsak Annona muricata Inti biji 20-30 NP
Srikaya Annona squamosa Inti biji 15-20 NP
Keterangan : P=Pangan NP=Non Pangan
Pada prinsipnya, berbagai minyak nabati tersebut serta lemak hewani bisa menjadi bahan baku biodiesel di Indonesia. Namun, dari beberapa bahan baku tersebut, pada saat ini minyak kelapa sawit merupakan bahan baku yang paling siap dari segi ketersediaan karena industrinya sudah mapan dengan pengalaman nasional pembudidayaan kelapa sawit yang telah lebih seabad lamanya. Selain itu, saat ini Indonesia adalah produsen Crude palm oil (CPO) terbesar nomor satu di dunia.
Selain minyak sawit, saat ini minyak jarak pagar merupakan potensi yang sedang dalam tahap pengembangan karena kandungan minyak biji jarak yang relatif tinggi, bisa mencapai 30 %. Salah satu factor pendorong pemanfaatn biji jarak pagar adalah karena CPO merupakan minyak yang dapat dimakan (edible oil) yang diperlukan untuk bahan baku minyak goreng. Sementara minyak jarak pagar adalah minyak beracun yang tidak dapat dimakan sehingga tidak akan berkompetisi dengan minyak pangan. Selain itu, pohon jarak pagar mampu tumbuhdi lahan kritis sehingga dapat dipergunakan untuk penghijauan.
Di samping itu, proses pengolahan minyak relatif sederhana yang hanya memerlukn pemerasan dengan teknologi mesin yang juga relatif sederhana.Jika dibandingkan, minyak sawit dan minyak jarak pagar memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai bahan baku biodiesel. Kekurangan dan kelebihan disajikan pada tabel berikut :
Tabel. 2.7 Perbandingan minyak sawit dan minyak jarak pagar
No Deskripsi Sawit Jarak Pagar
1 Produktivitas lahan 20 ton TBS/Ha/Th ~3,5 ton minyak/Ha/Th 0,4-12 ton biji/Ha/Th
2 Perkebunan siap 5 jt ha (potensi 17,5 juta ton) Baru mulai dikembangkan
3 Kontinuitas pasokan Terbukti stabil Belum terbukti
4 Harga $350-400/ton minyak Harga fluktuasi
5 Komoditi makanan Edible Non edible
6 Sensitivitas harga pasar Rentan terhadap fluktuasi pasar global Tidak tergantung harga pasar dunia
Meskipun ketersediaan CPO di Indonesia relative melimpah, tetapi harga CPO sangat fluktuatif. Pernah pada awal tahun 2008 harga CPO sekitar Rp 8.000,00/kg sedangkan harga minyak solar non subsidi sekitar Rp 7.000,00/ liter. Dengan demikian, produksi biodiesel berbahan baku CPO menjadi tidak ekonomis. Sementara ketersediaan minyak nabati lain tidak memadai sehingga perlu dicari bahan baku alternatif lain yang relative murah dan tersedia cukup banyak. Secara umum, untuk minyak nabati yang akan dipergunakan sebagai bahan baku biodiesel perlu diperhatikan hal-hal yang akan berpengaruh secara teknis terhadap proses produksi, yaitu kandungan asam lemak bebas, air dan fosfor.
Asam lemak bebas
Dalam prosesnya, produksi biodiesel memerlukan sejumlah katalis. Keberadaan asam lemak bebas (free fatty acid, FFA) dalam bahan baku akan membuat penggunaan katalis dan bahan kimia lainnya meningkat. Hal ini karena FFA akan bereaksi dengan katalis membentuk sabun. Sabun ini harus dipisahkan dari biodiesel.
Air
Keberadaan air dalam bahan baku akan menimbulkan permasalahan yang berkaitan dengan pembentukan FFA tambahan.
fosfor
keberadaan fosfor merupakan indikasi tingkat gum (getah) atau phospholipids dalam minyak nabati. Keberadaan fosfor menyebabkan kesulitan pemisahan gliserol dari biodiesel. Hal ini karena fosfor dalam minyak nabati dapat muncul dalam bentuk molekul lechitin yang kompleks,dan dikenal sebagai emulsifier yang baik.
KENCUR SEBAGAI PENGGANTI OBAT BIUS ORGANIK, MUNGKINKAH????
KENCUR SEBAGAI PENGGANTI OBAT BIUS ORGANIK, MUNGKINKAH????
Kencur (kaempferia galanga) digolongkan sebagai tanaman jenis empon-empon yang mempunyai daging buah paling lunak dan tidak berserat. Tumbuh liar di tepi-tepi kebun, namun sekarang sudah banyak yang dibudidayakan, bahkan secara monokultur. Tumbuh subur di daerah tropis, di daerah yang banyak turun hujan, di dataran rendah sampai pegunungan ( Thomas,1989). Kencur mempunyai nama sinonim Soncurus Rumph, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut East Indian galanggale, Pro hom di Thailand dan di Malaysia cekur. Dalam negeri (Indonesia ) kencur dikenal dengan nama bervariasi sesuai suku dan daerah . Nama – nama tersebut seperti; Ceuko (Aceh), Tekur (Gayo), Kencur (Melayu), Kaciwer (Batak Karo), Kopuh, Kopuk (Mentawai), Cakue (Minangkabau), Cokur (Lampung), Kencur (Jawa Tengah), Cikur (Sunda), Kencor, Cekor (Madura), Cekuh (Bali), Kencur (Minahasa), Humapato, Humapete (Gorontalo), Bataka (Manado), Tukulo (Buol), Tadosi (Bari), Cakuru (Makasar), Leku bojas, Ceku (Bugis), Kuncur (Timor), Cakur, Cangkor, Asuli (Ambon), Souru (Haruku), Soulo (Nusa laut), Onegai (Buru), Bataka (Ternate), Cekur(Sasak), Cekir (Sumba), Sokus (Roti), Soku (Bima) (Thomas,1989). Masyarakat dunia meyakini bahwa kencur merupakan tumbuhan asli India. Namun sampai saat ini belum dapat diketahui sejak kapan kencur ini dibudidayakan. Pembudidayaan kencur diberbagai daerah sangat bervariasi. Di daerah Jawa, Sumatera, Sulawesi, Nusa tenggara, Bali dan Maluku kencur telah dibudidayakan sejak Nusantara belum dijajah. 1. Jenis Kencur Kencur termasuk dalam suku Zingiberaceae dengan nama ilmiah Kaempferia galanga L. Kencur mempunyai 2 jenis yang masih satu kerabat . kencur dapat digolongkan menjadi 3 yaitu : a. Kaempferia galanga Merupakan terna tahunan, berbatang basal tidak begitu tinggi, lebih kurang 20 cm. Tumbuh dalam rumpun.Daun tunggal, berwarna hijau dengan pinggir merah kecoklatan bergelombang. Bentuk daun jorong lebar sampai bundar, panjang 7 - 15 cm, lebar 2 - 8 cm, ujung runcing, pangkai berlekuk, dan tepinya rata. Permukaan daun bagian atas tidak berbulu, sedangkan bagian bawah berbulu halus Tangkai daun pendek, berukuran 3-10 cm, pelepah terbenam dalam tanah, panjang 1,5 - 3,5 cm, berwarna putih. Bunga tunggal, bentuk terompet, panjang sekitar 2,5-5 cm. Benang sari panjang sekitar 4 mm, berwarna kuning. Putik berwarna putih atau putih keunguan.( Endarti,2003) b. Kaempferia rotunda Kaempferia rotunda oleh masyarakat jawa disebut temu kunci. Tanaman ini merupakan terna berbatang semu, perawakan tegak, tingginya sampai 0,65 m. memiliki jumlah daun antara 3-5 helai. Rimpangya pendek, bercabang, kokoh dan harum. Akarnya dagingnya dengan bentujk bulat telur memanjang atau seperti galah. Panjang akar sampai 5 cm. Daun lonjong sampai linset,10-30 cm x4-10 cm; panjang tangkai sampai 4 cm. Bunga berkelompok antara 4-16 buah, muncul di antara daun-daun yang mengecil Bunganya harum berwarna putih. Meskipun berbuah, tetapi jarang dijumpai (Afriatini, 2002). c. Kaempferia angustifolia Kunci pepet (Kaempferia angustifolia Roscoe) merupakan terma berbatang semu, tingginya antara 1,5-7 cm, dengan jumlah daun sekitar 2-3 helai. Rimpangnya pendek, bercabang, dan berbau harum. Akarnya mengembung seperti umbi, bentuknya bulat telur dengan panjang sekitar 1-2 cm x 8-22 mm. bunganya berwarna putih, tidak terlalu harum. Buah jarang terbentuk (Afriatini, 2002). Jika dilihat dari jenis daunya, kencur terbagi menjadi dua bagian yaitu kencur bedaun sempit dan berdaun lebar. Jenis kencur ini kultivarnnya dapat ditemukan di Jawa tengah yang dikenal, diantaranya kencur boro(daun lebar), kencur pare, kencur ketawang, kencur arjosari, dan kencur kopral. Di Cileungsi, kabupaten Bogor dikenal 3 kultivar, yaitu kencur bangkok, kencur bastar, dan kencur paris. Ketiganya dapat dibedakan dari sistem percabangan rimpang, ukuran, dan aroma. Kencur bangkok dan bastar memiliki rimpang beraroma kurang menyengat dan ukuran rimpangnya besar. Namun, rimpang kencur bangkok lebih besar dibandingdibanding dengan kencur bastar, yaitu 1,5-2 kali lebih besar dibanding kencur bastar. Kencur paris berimpang kecil bila diabanding dengan kedua kultivar tersebut tetapi, memiliki aroma yang paling kuat. 2.
Habitat dan persebaran kencur Tumbuh liar di tepi-tepi kebun, namun sekarang sudah banyak yang dibudidayakan, bahkan secara monokultur. Tumbuh subur di daerah tropis, di daerah yang banyak turun hujan, di dataran rendah sampai pegunungan. Tumbuh subur pada tanah yang berwarna hitam dan berpasir, di tempat yang sedikit terlindung. Banyak dibudidayakan di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Selain itu juga banyak ditanam di India, Malaysia, Taiwan, dan China(Thomas,1989). 3.
Pertumbuhan kencur Kencur dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun di pegunungan sampai ketinggian sekitar 1000 dpl. Namun, tempat yang paling sesuai adalah di dataran rendah di bawah ketinggian tersebut. Sentra penghasil kencur di kabupaten Bogor berda pada ketinggian 76-100 dpl. Dan kabupaten Boyolali beradapada ketinggian sekitar 150 meter di atas permukaan laut. Curah hujan rata-rata tiap tahun yang dibutuhkan oleh tanaman kencur antara 3.000-4000 mm pada daerah yang curah hujannya cukup tinggi, tanaman mudah diserang busuk rimpang. Lingkungan serti itu sangat mendukung tumbuhnya jamur Pytium sp. Yang menyerang rimpang. Kencur umumnya menyukai tanah kering seperti tegalan, ladang bekas sawah, pekarangan ataupun kebun. Kencur dapat tumbuh pad berbagai ragam jenis tanah seperti tanah vertisol berat, latosol, grumosol, dan andosol. Namun, kencur tidak dapat ditanam pada tanah yang memiliki kadar keasaman yang cukup tinggi (Afriatini, 2002). Penyinaran matahari penuh sangat diperlukan untuk pembentukan umbinya. Meskipun demikian, kencur masih dapat menghasilkan rimpang cukup baik di tempat yang agak terlindung. Misalnya saja ditanam secara tumpang sari dengan tanaman palawija ataupun tanaman keras yang kanopinya tidak terlalu rimbun. Di Cileungsi, kencur di tanam secara monokultur atau ditumpangsarikan dengan palawija seperti, jagung, cabai, mentimun, kunyit, atau loas.
Kencur yang tanam di bawah naungan pohon yang cukup rimbun perkembangan rimpangnya kurang sempurna, sehingga rimpang yang dihasilkan ukurannya menjadi kecil-kecil. Namun, penanaman kencur di tempat terlindung bisa dilakukan apabila yang akan dimanfaatkan adalah daunnya. Di tempat yang demikian, pohon menghasilkan daun yang lebar dan bertekstur lembut. Selain dijadikan apotik hidup atau dapur hidup, kencur juaga dapat ditanam di pot sehingga berfungsi sebagai tanaman hias karena memiliki perawakan yang menarik dengan bunga yang indah. Di tempat yang persyaratan tumbuhnya terpenuhi, kencur dapat menghasilkan rimpang yang baik, rumpun cepat terbentuk, dan berukuran besar sehingga hasil produksi per satuan luasnya cukup tinggi (Afriatini, 2002) 4. Klasifikasi kencur Kencur dalam klasifikasi dengan menggunakan sistem Lineous carolus dalam suku Zingiberaceae, dengan klasifikasi lengkap sebagai berikut : a. Kingdom : Plantae b. Divisi : Magnoliopsida c. Kelas : Liliopsida d. Sub kelas : zingiberidae e. Bangsa : Zingiberaceae f. Ordo : Kaempferia g. Spesies : Galanga 5. Kandungan senyawa kimia dalam kencur Rimpang kencur mengandung saponin, flavonoida dan senyawa-senyawa polifenol, di samping minyak atsiri (2,4 - 3,9 %) yang mengandung sineol, borneol, kamfer, etil alkohol, asam metil- kaneelat, etil para metoksi sinamat, para neumarin, asam, anisik, alkaloid, gom, mineral dan senyawa-senyawa pentadekan serta pati(Thomas,1989). Dari laporan ilmiah lainnya yaitu Limfeng (1993) bahwa guangzou berhasil mendeteksi 11 senyawa kimia dalam rimpang kencur yaitu terdiri dari carene (0,63%), sineol (0,88%), bromeol (1,04%), (-) terpineol (0,10%), m- anisal dehid (0,74%), a-metio (2,61%), etil sinamat(13,24%), pentadekane(21,61%), kandinene (0,22%), etil cis p-metoksi sinamat (3,61%), etil trans p-metoksi sinamat (49,52%). 6.
Manfaat kencur dalam masyarakat Sri Endarti Rahayu menyatakan bahwa kencur sering digunakan sebagai obat tradisional dalam masyarakat. Rimpang digunakan sebagai obat gosok pada bengkak yang disebabkan oleh terkilir (keseleo) atau terpukul benda tumpul, serta untuk encok atau rematik. Selain itu juga digunakan untuk mengobati masuk angin (sebagai flatulens), radang lambung, kejang perut, mual, diare, penawar racun, serta sebagai obat batuk. Juga dipakai untuk mengobati infeksi telinga, sakit kulit, bisul, dan sebagai roboransia. Kencur kadang-kadang juga dipakai sebagai bioinsektisida. Dewasa ini minat masyarakat untuk memanfaatkan kembali kekayaan alam, yaitu tumbuh-tumbuhan sebagai ramuan obat seperti telah lam dilakukan nenek moyang pada zaman lampau semakin meluas. Para ahli terus mengadakan penelitian dan pengujian terhadap sejumlah tumbuhan tertentu yang mempunyai khasiat untuk pengobatan, baik di dalam maupun di luar negeri. Beberapa contoh penggunaan, khasiat dan pemanfaatan kencur sebagai obat tradisional yang ditulis oleh Thomas A.N.S dalam bukunya yang berjudul” Tanaman obat Tradisional”.
Khasiat dan manfaat kencur untuk pengobatan sebagai berikut: Radang lambung mengunakan bahan sebagai 2 rimpang kencur sebesar ibu jari. Cara membuat ramuan tersebut kencur dikupas dan dikunyah. Cara menggunakan ramuan tersebut yaitu ditelan airnya, ampasnya dibuang, kemudian minum satu gelas air putih, dan diulangi hingga sembuh. Radang anak telinga dapat menggunakan bahan 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan ½ biji buah pala. Cara membuat kedua bahan tersebut ditumbuk halus dan diberi 2sendok air hangat. Cara menggunakanya adalah dioleskan di sekitar hidung dan telinga. Influenza pada bayi dapat menggunakan ramuan ini dengan bahan 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan 2 lembar daun kemukus. Cara membuat ramuannya dengan mencampur kedua bahan tersebut, ditumbuk halus dan ditambahkan beberapa sendok air hangat. Cara menggunakan ramuan ini adalah dioleskan di sekitar hidung. Masuk angin menggunakan bahan 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya. Cara membuatnya yaitu kencur dikupas hingga bersih. Cara menggunakan ramuan ini kencur dimakan dengan garam secukupnya, kemudian minum satu gelas air putih, dan dapat diulangi 2 kali sehari. Sakit kepala dengan bahan 2 -4 lembar daun kencur, daun kencur ditumbuk sampai halus, dioleskan pada dahi sebagai kompres atau pilis. Batuk menggunakan bahan 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya; kencur diparut, kemudian ditambah 1 cangkir air hangat, diperas dan disaring; ditambah garam dan diminum secukupnya. Diare bahan 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya; kencur diparut, kemudian ditambah garam dan dioleskan pada perut sebagai bedak. Menghilangkan darah kotor menggunakan 4 rimpang kencur sebesar ibu jari, 2 biji cengkeh kering, 2 lembar daun trenguli, dan adas pulawaras secukupnya. semua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter air sampai mendidih kemudian disaring; dan diminum 2 kali sehari.. Memperlancar haid menggunakan 2 rimpang kencur sebesar ibu jari 2 biji cengkeh kering, 2 lembar daun trenguli, dan adas pulawaras secukupnya. Kencur dicincang, kemudian dicampur dengan bahan lain dan direbus bersama dengan 3 gelas airsamapi mendidih hingga air yang tersisa tinggal 2 gelas, kemudian disaring. Setelah ramuan tersebut siap diminum 2 kali sehari 2 cangkir. Mata pegal dapat diobati dengan 1 rimpang kencur sebesar ibu jari. Cara membuat ramuanya kencur dibelah menjadi 2 bagian. . Kemudian permukaan yang masih basah dipakai untuk menggosok pelupuk mata. Keseleo bahan rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya. Kedua bahan tersebut dipipis dan diberi air secukupnya. Kemudian dioleskan / digosokan pada bagian yang keseleo sebagai bedak. Menghilangkan lelah dapat diobati dengan 1 rimpang kencur sebesar ibu jari, 2 sendok beras yang digoreng tanpa minyak (sangan) dan 1 buah cabai merah. Semua bahan direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring. Setelah ramuan siap, diminum sekaligus dan diulangi sampai sembuh.untuk seorang pria dapat ditambah 1potong lengkuas dan tepung lada secukupnya. Melangsingkan tubuh dapat menggunakan 1 rimpang kencur, 1 sendok tepung beras basah, 1 potong gula kelapa/ aren. Cara membuat ramuan tersebut semua bahan tersebut disedu dengan 1 gelas air panas dan disaring. Cara menggunakan ramuan ini adalah diminum dan diulangi secara teratur 3 kali sehari. Pegel linu dapat diartikan sebagai rasa nyeri. Nyeri selalu menyertai setiap penyakit sehingga penderita merasa tertekan, tak berdaya dan selalu ingin bebas dari-nya. Nyeri yang tidak dapat dihindari oleh kaum wanita adalah saat melahirkan. Pada saat persalianan seorang ibu memiliki berbaia macam nyeri seperti; nyeri bedah, nyeri bersalin, nyeri paska bedah 24 jam pertama dan 24 jam kedua. Nyeri dapat diakibatkan karena kelelahan, kurang tidur, sering menempuh perjalanan jauh malam hari, dan nyeri akibat pengaruh dari sakit yang lain. Nyeri yang diakibatkan karena habit atau pola hidup dapat dikurangi dengan merubah pola hidup itu sendiri. Sedangkan nyeri yang diakibatkan penyakit lain relatif lebih sukar penanganannya. Hal ini terjadi karena sebelum penyakit utama sembuh total , maka rasa nyeri hanya dapat tidak dirasakan sementara. Oleh karena itu dalam mengatasi rasa nyeri masih perlu dilakukan penangan yang lebih intensif, karena rasa nyeri tidak dapat di hindari oleh setiap orang yang sakit. Bila kita memberikan obat analgetika, maka efeknya dalah hilang rasa nyeri. Tetapai bagaimana kerjanya pada taraf molekuler hingga saat ini masih simpang siur. Secara umumkita dapat menggambarkan mekanisme kerja obat dan efeknya dalam bagan sebagai berikut : O + R OR EFEK Dalam bagan terlihat bahwa yang dimaksud dengan mekanisme kerja obat adalah penggabungan molekul obat (O) dengan Reseptor (R) atau zat reseptif. Bila resptor itu berupa enzim maka hasilnya dapat berupa hambatan atau rangsangan terhandap enzim tersebut. Setelah kompleks obat- reptor terbentuk, kemungkinan besar akan terjadi reaksi rantai lebih lanjut. Namun yang dapat diobservasi hanyalah timbulnya fungsi organ tertentu akibat efek obat (Notoafiah, tanpa tahun). Reseptor obat adalah makro molekul yang bergabung dengan obat. Penggabungan ini merupakan reaksi permulaan dari suatu rangkaian reaksi, yang akhirnya menimbulkan efek. Dengan pedoman bahwa semua obat harus bergabung dengan suatu reseptor dulu maka berbagai fenomena efek obat, misalnya hubungan antara dosis dengan efek obat, hubungan waktu dan efek obat, akan lebih mudah dimengerti. Reseptor obat pada umumnya merupakan molekul enzim atau komponen fungsional dari sel yang terletak pada membrane sel, di dalam sel atau di luar sel. Bila obat yang kita suntikan adalah analgesic lokal maka obat in akan bekerja pada membran akson dari saraf. Efek utamanya adalah mencegah masuknya ion Na+ melalui membran dan ke dalam saraf dan mencegah ion K+ ke luar dari saraf sehingga proses depolarisasi dihambat dan hantaran rangsangan dihambat pula. Hal ini merupakan proses depolarisasi (Notoafiah, tanpa tahun). Lapisan myelin saraf yang bermielin akan membatasi obat analgesic mencapai membrane saraf kecuali pada nodus ranvier. Sebab itu diperlukan konsentrasi obat yang lebih besar untuk memblok syaraf yang bermialin. Selain itu untuk menghambat hantaran saraf agar blok menjadi sempurna, analgesic lokal harus paling sedikit meliputi 2 atau 3 nodus yang berdekatan atau sekurang-kurangnya paling sedikit 8-10 mm panjang saraf. Bila konsentrasi kurang maka akan terjadi blok saraf yang tidak sempurna, karena rangsang dapat melompati 2-3 nodus yang sudah diblok (Notoafiah, tanpa tahun). Pada analgesia epidural obat analgesia lokal mula-mula akan menghambat saraf C, lalu A delta, A gamma, A beta, dan A alfa. Secara berturut-turut dan memulih secara sebaliknya. Selain serabut nyeri terblok, serabut simpatis, fungsi sensasi dan fungsi motor ikut terblok. Bila kita suntikkan obat analgesic ke dalam rongga epidural memungkinkan keja obat tersebut adalah; 1. Obat berdifusi menembus dura, subaraknoid dan menimbulkan analgesia spinal murni kemudian obat bekerja pada akar dorsal dan reseptor. 2. obat berdifusi dari rongga epidural melalui foramina formina intervertebalis dan menyebabkan blok saraf di rongga varavertebral. Berikut ini adalah skema terjadinya analgesia pada analgesia epidural SUNTIKAN EPIDURAL Penyebaran longitudinal dalam rongga epidural Kebocoran melalui foramen Kebocoran lewat adsorbsi Intervertebral Vaskular Dural Cuff Perinerium Penyebaran subdural penyebaran sub-pial Cairan Akar dorsal akar saraf dan Cairan Serebropinalis ganglion traktus spinalis serebrospinalis Dari penelitian terdahulu telah dibuktikan bahwa rimpang kencur memberikan efek analgesik. Dan berhasil diisolasi Etil para metoksi sinamat yang merupakan komponen terbanyak dalam bentuk bebas, maka dilakukan uji efek analgesik dari kristal tersebut pada binatang percobaan mencit dengan metode geliat. Induksi nyeri yang digunakan adalah Asam asetat kadar 0,75% dengan dosis 10 ml/kg bb. Yang diberikan secara intra peritonial, pembanding digunakan suspensi Asetosal 59 mg/kg bb. dan kontrol adalah larutan Tilose 0,5%. Sediaan Etil para metoksi sinamat yang digunakan adalah dosis 25 mg/kg bb.50 mg/kg bb. dan 100 mg/kg bb. pemberian secara oral dengan dosis 20 ml/kg bb. Kristal Etil para metoksi sinamat hasil isolasi dilakukan identifikasi yaitu meliputi organoleptis, titik leleh, spektrum ultra violet, spektrumm infra merah. Dari hasil identifikasi dibuktikan bahwa kristal yang didapat adalah Etil para metoksi sinamat. Data yang diperoleh dari uji efek analgesik diolah dengan menggunakan metode % perlindungan, membandingkan efek analgesik dengan efek analgesik asetosal, kontrol, dan dengan statistik (ANAVA sederhana dan HSD) dengan aras keberartian 0,01. Adapun rumus struktur Etil metoksi para sianamat adalah sebagai berikut : Asam sinamat di Alam biasanya dalam 2 bentuk yaitu dalam bentuk cis dan trans. Asam sinamat dalam bentuk trans mempunyai titik leleh 1330 C sedangkan dalam bentuk cis mempunyai titik leleh 68 0 C.
Kencur (kaempferia galanga) digolongkan sebagai tanaman jenis empon-empon yang mempunyai daging buah paling lunak dan tidak berserat. Tumbuh liar di tepi-tepi kebun, namun sekarang sudah banyak yang dibudidayakan, bahkan secara monokultur. Tumbuh subur di daerah tropis, di daerah yang banyak turun hujan, di dataran rendah sampai pegunungan ( Thomas,1989). Kencur mempunyai nama sinonim Soncurus Rumph, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut East Indian galanggale, Pro hom di Thailand dan di Malaysia cekur. Dalam negeri (Indonesia ) kencur dikenal dengan nama bervariasi sesuai suku dan daerah . Nama – nama tersebut seperti; Ceuko (Aceh), Tekur (Gayo), Kencur (Melayu), Kaciwer (Batak Karo), Kopuh, Kopuk (Mentawai), Cakue (Minangkabau), Cokur (Lampung), Kencur (Jawa Tengah), Cikur (Sunda), Kencor, Cekor (Madura), Cekuh (Bali), Kencur (Minahasa), Humapato, Humapete (Gorontalo), Bataka (Manado), Tukulo (Buol), Tadosi (Bari), Cakuru (Makasar), Leku bojas, Ceku (Bugis), Kuncur (Timor), Cakur, Cangkor, Asuli (Ambon), Souru (Haruku), Soulo (Nusa laut), Onegai (Buru), Bataka (Ternate), Cekur(Sasak), Cekir (Sumba), Sokus (Roti), Soku (Bima) (Thomas,1989). Masyarakat dunia meyakini bahwa kencur merupakan tumbuhan asli India. Namun sampai saat ini belum dapat diketahui sejak kapan kencur ini dibudidayakan. Pembudidayaan kencur diberbagai daerah sangat bervariasi. Di daerah Jawa, Sumatera, Sulawesi, Nusa tenggara, Bali dan Maluku kencur telah dibudidayakan sejak Nusantara belum dijajah. 1. Jenis Kencur Kencur termasuk dalam suku Zingiberaceae dengan nama ilmiah Kaempferia galanga L. Kencur mempunyai 2 jenis yang masih satu kerabat . kencur dapat digolongkan menjadi 3 yaitu : a. Kaempferia galanga Merupakan terna tahunan, berbatang basal tidak begitu tinggi, lebih kurang 20 cm. Tumbuh dalam rumpun.Daun tunggal, berwarna hijau dengan pinggir merah kecoklatan bergelombang. Bentuk daun jorong lebar sampai bundar, panjang 7 - 15 cm, lebar 2 - 8 cm, ujung runcing, pangkai berlekuk, dan tepinya rata. Permukaan daun bagian atas tidak berbulu, sedangkan bagian bawah berbulu halus Tangkai daun pendek, berukuran 3-10 cm, pelepah terbenam dalam tanah, panjang 1,5 - 3,5 cm, berwarna putih. Bunga tunggal, bentuk terompet, panjang sekitar 2,5-5 cm. Benang sari panjang sekitar 4 mm, berwarna kuning. Putik berwarna putih atau putih keunguan.( Endarti,2003) b. Kaempferia rotunda Kaempferia rotunda oleh masyarakat jawa disebut temu kunci. Tanaman ini merupakan terna berbatang semu, perawakan tegak, tingginya sampai 0,65 m. memiliki jumlah daun antara 3-5 helai. Rimpangya pendek, bercabang, kokoh dan harum. Akarnya dagingnya dengan bentujk bulat telur memanjang atau seperti galah. Panjang akar sampai 5 cm. Daun lonjong sampai linset,10-30 cm x4-10 cm; panjang tangkai sampai 4 cm. Bunga berkelompok antara 4-16 buah, muncul di antara daun-daun yang mengecil Bunganya harum berwarna putih. Meskipun berbuah, tetapi jarang dijumpai (Afriatini, 2002). c. Kaempferia angustifolia Kunci pepet (Kaempferia angustifolia Roscoe) merupakan terma berbatang semu, tingginya antara 1,5-7 cm, dengan jumlah daun sekitar 2-3 helai. Rimpangnya pendek, bercabang, dan berbau harum. Akarnya mengembung seperti umbi, bentuknya bulat telur dengan panjang sekitar 1-2 cm x 8-22 mm. bunganya berwarna putih, tidak terlalu harum. Buah jarang terbentuk (Afriatini, 2002). Jika dilihat dari jenis daunya, kencur terbagi menjadi dua bagian yaitu kencur bedaun sempit dan berdaun lebar. Jenis kencur ini kultivarnnya dapat ditemukan di Jawa tengah yang dikenal, diantaranya kencur boro(daun lebar), kencur pare, kencur ketawang, kencur arjosari, dan kencur kopral. Di Cileungsi, kabupaten Bogor dikenal 3 kultivar, yaitu kencur bangkok, kencur bastar, dan kencur paris. Ketiganya dapat dibedakan dari sistem percabangan rimpang, ukuran, dan aroma. Kencur bangkok dan bastar memiliki rimpang beraroma kurang menyengat dan ukuran rimpangnya besar. Namun, rimpang kencur bangkok lebih besar dibandingdibanding dengan kencur bastar, yaitu 1,5-2 kali lebih besar dibanding kencur bastar. Kencur paris berimpang kecil bila diabanding dengan kedua kultivar tersebut tetapi, memiliki aroma yang paling kuat. 2.
Habitat dan persebaran kencur Tumbuh liar di tepi-tepi kebun, namun sekarang sudah banyak yang dibudidayakan, bahkan secara monokultur. Tumbuh subur di daerah tropis, di daerah yang banyak turun hujan, di dataran rendah sampai pegunungan. Tumbuh subur pada tanah yang berwarna hitam dan berpasir, di tempat yang sedikit terlindung. Banyak dibudidayakan di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Selain itu juga banyak ditanam di India, Malaysia, Taiwan, dan China(Thomas,1989). 3.
Pertumbuhan kencur Kencur dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun di pegunungan sampai ketinggian sekitar 1000 dpl. Namun, tempat yang paling sesuai adalah di dataran rendah di bawah ketinggian tersebut. Sentra penghasil kencur di kabupaten Bogor berda pada ketinggian 76-100 dpl. Dan kabupaten Boyolali beradapada ketinggian sekitar 150 meter di atas permukaan laut. Curah hujan rata-rata tiap tahun yang dibutuhkan oleh tanaman kencur antara 3.000-4000 mm pada daerah yang curah hujannya cukup tinggi, tanaman mudah diserang busuk rimpang. Lingkungan serti itu sangat mendukung tumbuhnya jamur Pytium sp. Yang menyerang rimpang. Kencur umumnya menyukai tanah kering seperti tegalan, ladang bekas sawah, pekarangan ataupun kebun. Kencur dapat tumbuh pad berbagai ragam jenis tanah seperti tanah vertisol berat, latosol, grumosol, dan andosol. Namun, kencur tidak dapat ditanam pada tanah yang memiliki kadar keasaman yang cukup tinggi (Afriatini, 2002). Penyinaran matahari penuh sangat diperlukan untuk pembentukan umbinya. Meskipun demikian, kencur masih dapat menghasilkan rimpang cukup baik di tempat yang agak terlindung. Misalnya saja ditanam secara tumpang sari dengan tanaman palawija ataupun tanaman keras yang kanopinya tidak terlalu rimbun. Di Cileungsi, kencur di tanam secara monokultur atau ditumpangsarikan dengan palawija seperti, jagung, cabai, mentimun, kunyit, atau loas.
Kencur yang tanam di bawah naungan pohon yang cukup rimbun perkembangan rimpangnya kurang sempurna, sehingga rimpang yang dihasilkan ukurannya menjadi kecil-kecil. Namun, penanaman kencur di tempat terlindung bisa dilakukan apabila yang akan dimanfaatkan adalah daunnya. Di tempat yang demikian, pohon menghasilkan daun yang lebar dan bertekstur lembut. Selain dijadikan apotik hidup atau dapur hidup, kencur juaga dapat ditanam di pot sehingga berfungsi sebagai tanaman hias karena memiliki perawakan yang menarik dengan bunga yang indah. Di tempat yang persyaratan tumbuhnya terpenuhi, kencur dapat menghasilkan rimpang yang baik, rumpun cepat terbentuk, dan berukuran besar sehingga hasil produksi per satuan luasnya cukup tinggi (Afriatini, 2002) 4. Klasifikasi kencur Kencur dalam klasifikasi dengan menggunakan sistem Lineous carolus dalam suku Zingiberaceae, dengan klasifikasi lengkap sebagai berikut : a. Kingdom : Plantae b. Divisi : Magnoliopsida c. Kelas : Liliopsida d. Sub kelas : zingiberidae e. Bangsa : Zingiberaceae f. Ordo : Kaempferia g. Spesies : Galanga 5. Kandungan senyawa kimia dalam kencur Rimpang kencur mengandung saponin, flavonoida dan senyawa-senyawa polifenol, di samping minyak atsiri (2,4 - 3,9 %) yang mengandung sineol, borneol, kamfer, etil alkohol, asam metil- kaneelat, etil para metoksi sinamat, para neumarin, asam, anisik, alkaloid, gom, mineral dan senyawa-senyawa pentadekan serta pati(Thomas,1989). Dari laporan ilmiah lainnya yaitu Limfeng (1993) bahwa guangzou berhasil mendeteksi 11 senyawa kimia dalam rimpang kencur yaitu terdiri dari carene (0,63%), sineol (0,88%), bromeol (1,04%), (-) terpineol (0,10%), m- anisal dehid (0,74%), a-metio (2,61%), etil sinamat(13,24%), pentadekane(21,61%), kandinene (0,22%), etil cis p-metoksi sinamat (3,61%), etil trans p-metoksi sinamat (49,52%). 6.
Manfaat kencur dalam masyarakat Sri Endarti Rahayu menyatakan bahwa kencur sering digunakan sebagai obat tradisional dalam masyarakat. Rimpang digunakan sebagai obat gosok pada bengkak yang disebabkan oleh terkilir (keseleo) atau terpukul benda tumpul, serta untuk encok atau rematik. Selain itu juga digunakan untuk mengobati masuk angin (sebagai flatulens), radang lambung, kejang perut, mual, diare, penawar racun, serta sebagai obat batuk. Juga dipakai untuk mengobati infeksi telinga, sakit kulit, bisul, dan sebagai roboransia. Kencur kadang-kadang juga dipakai sebagai bioinsektisida. Dewasa ini minat masyarakat untuk memanfaatkan kembali kekayaan alam, yaitu tumbuh-tumbuhan sebagai ramuan obat seperti telah lam dilakukan nenek moyang pada zaman lampau semakin meluas. Para ahli terus mengadakan penelitian dan pengujian terhadap sejumlah tumbuhan tertentu yang mempunyai khasiat untuk pengobatan, baik di dalam maupun di luar negeri. Beberapa contoh penggunaan, khasiat dan pemanfaatan kencur sebagai obat tradisional yang ditulis oleh Thomas A.N.S dalam bukunya yang berjudul” Tanaman obat Tradisional”.
Khasiat dan manfaat kencur untuk pengobatan sebagai berikut: Radang lambung mengunakan bahan sebagai 2 rimpang kencur sebesar ibu jari. Cara membuat ramuan tersebut kencur dikupas dan dikunyah. Cara menggunakan ramuan tersebut yaitu ditelan airnya, ampasnya dibuang, kemudian minum satu gelas air putih, dan diulangi hingga sembuh. Radang anak telinga dapat menggunakan bahan 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan ½ biji buah pala. Cara membuat kedua bahan tersebut ditumbuk halus dan diberi 2sendok air hangat. Cara menggunakanya adalah dioleskan di sekitar hidung dan telinga. Influenza pada bayi dapat menggunakan ramuan ini dengan bahan 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan 2 lembar daun kemukus. Cara membuat ramuannya dengan mencampur kedua bahan tersebut, ditumbuk halus dan ditambahkan beberapa sendok air hangat. Cara menggunakan ramuan ini adalah dioleskan di sekitar hidung. Masuk angin menggunakan bahan 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya. Cara membuatnya yaitu kencur dikupas hingga bersih. Cara menggunakan ramuan ini kencur dimakan dengan garam secukupnya, kemudian minum satu gelas air putih, dan dapat diulangi 2 kali sehari. Sakit kepala dengan bahan 2 -4 lembar daun kencur, daun kencur ditumbuk sampai halus, dioleskan pada dahi sebagai kompres atau pilis. Batuk menggunakan bahan 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya; kencur diparut, kemudian ditambah 1 cangkir air hangat, diperas dan disaring; ditambah garam dan diminum secukupnya. Diare bahan 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya; kencur diparut, kemudian ditambah garam dan dioleskan pada perut sebagai bedak. Menghilangkan darah kotor menggunakan 4 rimpang kencur sebesar ibu jari, 2 biji cengkeh kering, 2 lembar daun trenguli, dan adas pulawaras secukupnya. semua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter air sampai mendidih kemudian disaring; dan diminum 2 kali sehari.. Memperlancar haid menggunakan 2 rimpang kencur sebesar ibu jari 2 biji cengkeh kering, 2 lembar daun trenguli, dan adas pulawaras secukupnya. Kencur dicincang, kemudian dicampur dengan bahan lain dan direbus bersama dengan 3 gelas airsamapi mendidih hingga air yang tersisa tinggal 2 gelas, kemudian disaring. Setelah ramuan tersebut siap diminum 2 kali sehari 2 cangkir. Mata pegal dapat diobati dengan 1 rimpang kencur sebesar ibu jari. Cara membuat ramuanya kencur dibelah menjadi 2 bagian. . Kemudian permukaan yang masih basah dipakai untuk menggosok pelupuk mata. Keseleo bahan rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya. Kedua bahan tersebut dipipis dan diberi air secukupnya. Kemudian dioleskan / digosokan pada bagian yang keseleo sebagai bedak. Menghilangkan lelah dapat diobati dengan 1 rimpang kencur sebesar ibu jari, 2 sendok beras yang digoreng tanpa minyak (sangan) dan 1 buah cabai merah. Semua bahan direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring. Setelah ramuan siap, diminum sekaligus dan diulangi sampai sembuh.untuk seorang pria dapat ditambah 1potong lengkuas dan tepung lada secukupnya. Melangsingkan tubuh dapat menggunakan 1 rimpang kencur, 1 sendok tepung beras basah, 1 potong gula kelapa/ aren. Cara membuat ramuan tersebut semua bahan tersebut disedu dengan 1 gelas air panas dan disaring. Cara menggunakan ramuan ini adalah diminum dan diulangi secara teratur 3 kali sehari. Pegel linu dapat diartikan sebagai rasa nyeri. Nyeri selalu menyertai setiap penyakit sehingga penderita merasa tertekan, tak berdaya dan selalu ingin bebas dari-nya. Nyeri yang tidak dapat dihindari oleh kaum wanita adalah saat melahirkan. Pada saat persalianan seorang ibu memiliki berbaia macam nyeri seperti; nyeri bedah, nyeri bersalin, nyeri paska bedah 24 jam pertama dan 24 jam kedua. Nyeri dapat diakibatkan karena kelelahan, kurang tidur, sering menempuh perjalanan jauh malam hari, dan nyeri akibat pengaruh dari sakit yang lain. Nyeri yang diakibatkan karena habit atau pola hidup dapat dikurangi dengan merubah pola hidup itu sendiri. Sedangkan nyeri yang diakibatkan penyakit lain relatif lebih sukar penanganannya. Hal ini terjadi karena sebelum penyakit utama sembuh total , maka rasa nyeri hanya dapat tidak dirasakan sementara. Oleh karena itu dalam mengatasi rasa nyeri masih perlu dilakukan penangan yang lebih intensif, karena rasa nyeri tidak dapat di hindari oleh setiap orang yang sakit. Bila kita memberikan obat analgetika, maka efeknya dalah hilang rasa nyeri. Tetapai bagaimana kerjanya pada taraf molekuler hingga saat ini masih simpang siur. Secara umumkita dapat menggambarkan mekanisme kerja obat dan efeknya dalam bagan sebagai berikut : O + R OR EFEK Dalam bagan terlihat bahwa yang dimaksud dengan mekanisme kerja obat adalah penggabungan molekul obat (O) dengan Reseptor (R) atau zat reseptif. Bila resptor itu berupa enzim maka hasilnya dapat berupa hambatan atau rangsangan terhandap enzim tersebut. Setelah kompleks obat- reptor terbentuk, kemungkinan besar akan terjadi reaksi rantai lebih lanjut. Namun yang dapat diobservasi hanyalah timbulnya fungsi organ tertentu akibat efek obat (Notoafiah, tanpa tahun). Reseptor obat adalah makro molekul yang bergabung dengan obat. Penggabungan ini merupakan reaksi permulaan dari suatu rangkaian reaksi, yang akhirnya menimbulkan efek. Dengan pedoman bahwa semua obat harus bergabung dengan suatu reseptor dulu maka berbagai fenomena efek obat, misalnya hubungan antara dosis dengan efek obat, hubungan waktu dan efek obat, akan lebih mudah dimengerti. Reseptor obat pada umumnya merupakan molekul enzim atau komponen fungsional dari sel yang terletak pada membrane sel, di dalam sel atau di luar sel. Bila obat yang kita suntikan adalah analgesic lokal maka obat in akan bekerja pada membran akson dari saraf. Efek utamanya adalah mencegah masuknya ion Na+ melalui membran dan ke dalam saraf dan mencegah ion K+ ke luar dari saraf sehingga proses depolarisasi dihambat dan hantaran rangsangan dihambat pula. Hal ini merupakan proses depolarisasi (Notoafiah, tanpa tahun). Lapisan myelin saraf yang bermielin akan membatasi obat analgesic mencapai membrane saraf kecuali pada nodus ranvier. Sebab itu diperlukan konsentrasi obat yang lebih besar untuk memblok syaraf yang bermialin. Selain itu untuk menghambat hantaran saraf agar blok menjadi sempurna, analgesic lokal harus paling sedikit meliputi 2 atau 3 nodus yang berdekatan atau sekurang-kurangnya paling sedikit 8-10 mm panjang saraf. Bila konsentrasi kurang maka akan terjadi blok saraf yang tidak sempurna, karena rangsang dapat melompati 2-3 nodus yang sudah diblok (Notoafiah, tanpa tahun). Pada analgesia epidural obat analgesia lokal mula-mula akan menghambat saraf C, lalu A delta, A gamma, A beta, dan A alfa. Secara berturut-turut dan memulih secara sebaliknya. Selain serabut nyeri terblok, serabut simpatis, fungsi sensasi dan fungsi motor ikut terblok. Bila kita suntikkan obat analgesic ke dalam rongga epidural memungkinkan keja obat tersebut adalah; 1. Obat berdifusi menembus dura, subaraknoid dan menimbulkan analgesia spinal murni kemudian obat bekerja pada akar dorsal dan reseptor. 2. obat berdifusi dari rongga epidural melalui foramina formina intervertebalis dan menyebabkan blok saraf di rongga varavertebral. Berikut ini adalah skema terjadinya analgesia pada analgesia epidural SUNTIKAN EPIDURAL Penyebaran longitudinal dalam rongga epidural Kebocoran melalui foramen Kebocoran lewat adsorbsi Intervertebral Vaskular Dural Cuff Perinerium Penyebaran subdural penyebaran sub-pial Cairan Akar dorsal akar saraf dan Cairan Serebropinalis ganglion traktus spinalis serebrospinalis Dari penelitian terdahulu telah dibuktikan bahwa rimpang kencur memberikan efek analgesik. Dan berhasil diisolasi Etil para metoksi sinamat yang merupakan komponen terbanyak dalam bentuk bebas, maka dilakukan uji efek analgesik dari kristal tersebut pada binatang percobaan mencit dengan metode geliat. Induksi nyeri yang digunakan adalah Asam asetat kadar 0,75% dengan dosis 10 ml/kg bb. Yang diberikan secara intra peritonial, pembanding digunakan suspensi Asetosal 59 mg/kg bb. dan kontrol adalah larutan Tilose 0,5%. Sediaan Etil para metoksi sinamat yang digunakan adalah dosis 25 mg/kg bb.50 mg/kg bb. dan 100 mg/kg bb. pemberian secara oral dengan dosis 20 ml/kg bb. Kristal Etil para metoksi sinamat hasil isolasi dilakukan identifikasi yaitu meliputi organoleptis, titik leleh, spektrum ultra violet, spektrumm infra merah. Dari hasil identifikasi dibuktikan bahwa kristal yang didapat adalah Etil para metoksi sinamat. Data yang diperoleh dari uji efek analgesik diolah dengan menggunakan metode % perlindungan, membandingkan efek analgesik dengan efek analgesik asetosal, kontrol, dan dengan statistik (ANAVA sederhana dan HSD) dengan aras keberartian 0,01. Adapun rumus struktur Etil metoksi para sianamat adalah sebagai berikut : Asam sinamat di Alam biasanya dalam 2 bentuk yaitu dalam bentuk cis dan trans. Asam sinamat dalam bentuk trans mempunyai titik leleh 1330 C sedangkan dalam bentuk cis mempunyai titik leleh 68 0 C.
Sunday, 29 April 2012
Tanaman Obat Tradisional Papua
POTENSI TANAMAN OBAT SUKU TEPRA PADA MASYARAKAT KAMPUNG TABLANUSU
1. NENEME
A. NAMA TUMBUHAN
1. Nama Botani : Laportea sp.
2. Nama Indonesia : Daun gatal
3. Nama Lokal : Neneme
B. TAKSONOMI TUMBUHAN
1. Kingdom : Plantae
2. Divisi :Spermatophyta
3. Genus : Laportea
4. Spesies : Spesiosa
C. DESKRISPSI TUMBUHAN
D. KHASIAT DAN MANFAAT UNTUK PENGOBATAN
1. Dalam mengobati sakit pinggang, nyeri dan pegal-pegal. Daun gatal ditepuk tepukkan pada bagian yang sakit.
2. Dalam mengobati sakit perut, daun gatal direbus dan air rebusanya diminum
2. GIAWAS
A. NAMA TUMBUHAN
1. Nama Botani :Psidium guajava, Linn.
2. Nama Indonesia : Jambu Biji
3. Nama Lokal : Giawas
B. TAKSONOMI TUMBUHAN
1. Kingdom : plantae
2. Divisi : Spermathophyita
3. Kelas : Monocothiledoneae
4. Suku : Mirtaceae
5. Genus : Psidium
6. Spesies : guajava
C. DESKRISPSI TUMBUHAN
Bentuk daunnya umumnya bercorak bulat telur. Dengan ukuran agak besar. Bunganya kecil-kecil berwarna putih dan muncul dari ketiak daun. Tanaman ini dapat tumbuh di daerah dataran rendah sampdataran tinggi dengan ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut. Pada umur 2-3 tahun jambu biji sudah mulai berbuah. Bijinya banyak dan terdapat dalam daging buah.
D. KOMPOSISI KANDUNGAN KIMIA
Buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tanin., sedang pada buah tidak banyak mengadung tanin. Daun jambu biji juga mengandung zat lain seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogalat, asam oleonolat, asam guajaverin, dan vitamin. Dari hasil pengukuran, setiap 100 gram jambu biji antara lain mengandung vitamin A 25 SI, vitamin B1 0,02 miligram, vitamin C 87 miligram, kalori 49 kalori, protein 0,9 gram, lemak 0,3 gram, hidrat arang 12,2 gram, kalsium 14 miligram fosfor 28 miligram, besi 1,1 miligram dan air 86 gram.
F. KHASIAT DAN MANFAAT UNTUK PENGOBATAN
1. Dalam mengobati Sakit perut perut Giawas dambil daunya kemudian dikunyah dan air hasil kunyahanya diminum.
2. Bila kita luka dapat diobati dengan daun giawas pucuk yang telah dikunyah.
3. Menghilangkan bau badan dengan cara mandi air rebusan daun giawas.
3. Mengkudu
A. NAMA TUMBUHAN
1. Nama Botani : Morindanda cotrifolia
2. Nama Indonesia : Mengkudu
3. Nama Lokal : Siae
B. TAKSONOMI TUMBUHAN
1. Kingdom : plantae
2. Divisi : Spermatophyta
3. Kelas : Dicothyledoneae
4. Anak kelas :Sympetalae
5. Bangsa : Rubiales
6. Suku : Rubiceae
7. Genus : Morinda
8. Spesies : Cotrifolia
C. DESKRISPSI TUMBUHAN
D. KOMPOSISI KANDUNGAN KIMIA
Buah buni tumbuhan mengkudu yang telah masak mempunyai aroma yang tidak sedap. Namun demikian buah buni tersebut ternyata mengandung sejumlah zat yang berkasiat untuk pengobatan. Adapun kandungan zat tersebut antara lain morinda diol, morindone, morindin, damnachantal, metil asetil, asam kapril, dan soranyidiol.
F. KHASIAT DAN MANFAAT UNTUK PENGOBATAN
1. Obat mencret atau sakit perut kulit batang kayu mengkudu direbus dan air rebusanya diminum
2. Obat luka atau kaki bengkak daun dipanaskan (dirau) dan dioleskan minyak kelapa, tempelkan bagian yang luka atau bengkak. Namun sebelumnya harus diambil urat daunya.
3. dalam mengobati batuk masyarakat menggunakan daun mentah yang segar kemudian dikunyah sarinya ditelan, ampasnya dibuang.
9. YEPARE
A. NAMA TUMBUHAN
1. Nama Botani : Astonia scholaris
2. Nama Indonesia : Kayu susu,
3. Nama Lokal : yepaere
B. TAKSONOMI TUMBUHAN
1. Kingdom : plantae
2. Divisi : Spermatphyta
3. Kelas :
4. Bangsa :Conthortae
5. Suku : Apocynaceae
6. Genus : Astonia
7. Spesies : scholaris
C. DESKRISPSI TUMBUHAN
D. KOMPOSISI KANDUNGAN KIMIA
Kulit kayu mengandung alkaloid ditain, ekitamin, ekitanin, ekitamidin, alstonin, ekiserin, ekitin, ekitein, porfirin, dan triterpen. Daun mengandung prikirin dan bunga mengandungasam ursolat dan lupeol.
E. KHASIAT DAN MANFAAT UNTUK PENGOBATAN
1. Kulit akar diambil dan dipotong-potong kecil kemudian dijemur atau langsung direbus, air hasil rebusanya diminum. Ramuan ini digunakan bagi orang yang kekurangan darah dan dapat digunakan sebagai obat kuat dan tahan ngantuk.
2. Getah dicampur air matang kemudian diminum sebagai obat malaria
3. Kulit bagian dalam direbus sebagai obat malaria.
10. PATAH TULANG
A. NAMA TUMBUHAN
1. Nama Botani : Euphorbia tirucalli
2. Nama Indonesia : patah tulang
3. Nama Lokal : patah tulang
B. TAKSONOMI
1. Kingdom : plantae
2. Divisi : Spermatphyta
3. Kelas :
4. Bangsa : Euphorbiales
5. Suku : Euphorbiaceae
6. Genus : Euphorbia
7. Spesies : tirucalli
C. DESKRISPSI TUMBUHAN
Daun berbentuk lanset garis, cepat rontok, panjang 3 cm. Herba ini jarang bebunga dan bunganyapun sukar membentuk buah. Di Indonesia pada umumnya ditanam sebagai tanaman hias.
D. KHASIAT DAN MANFAAT UNTUK PENGOBATAN
Untuk menghilangkan rasa nyeri akibat sakit gigi, getah patah tulang diambil, kemudian diteteskan di kapas dan diletakan pada gigi yang keropos atau sakit.
11. SERAI
A. NAMA TUMBUHAN
1. Nama Botani : Chymbopogon nardus
2. Nama Indonesia : serai
3. Nama Lokal :
B. TAKSONOMI TUMBUHAN
1. Kingdom : plantae
2. Divisi : Spermathopyta
3. Kelas :monocotiledoneae
4. Bangsa :poales
5. Suku : Poaceae
6. Genus : Chymbopogon
7. Spesies : nardus
C. DESKRISPSI TUMBUHAN
Bunga dalam malai yang dapat mencapai panjang 1,5-3 meter, terdiri atas bulir-bulir kecil. Tanaman ini berasal dari Asia, dan banyak ditanam di Indonesia. Di Indonesia tanaman ini umumnya digunakan bumbu masak sayur gulai, juga untuk wedang sere atau salah satu ramuan dalam minuman serbat.
D. KOMPOSISI KANDUNGAN KIMIA
Dari penyulingan daun serai dapat diperoleh oleum citronellae, yang terutama terdiri atas geraniol dan citronelol. Oleum ini dapat digunakan menghalau nyamuk dan pewangi dalam sabun.
E. KASIAT DAN MANFAAT UNTUK PENGOBATAN
1. Dalam mengobati tulang yang patah, batang ditumbuk kemudian tulang yang patah dibungkus dengan serai yang sudah ditumbuk dan dibalut.
2. Dalam mencegah sakit gigi dan menghilangkan bau mulut daun serai direbus, ditambah dengan sedikit garam kemudian ar rebusanya diminum.
12. KAMBOJA
A. NAMA TUMBUHAN
1. Nama Botani : Plumeria acuminata
2. Nama Indonesia/lokal : Kamboja
B. TAKSONOMI TUMBUHAN
1. Kingdom : plantae
2. Divisi : Sperma
3. Kelas : dicotiledoneae
4. Bangsa : Apocynales
5. Suku :Apocynaceae
6. Genus : Plumeria
7. Spesies : Acuminata
C. DESKRISPSI TUMBUHAN
Pohon bengkok, kecil, tinggi 1,5-6 meter, mengandung getah. Ranting besar tedapat teras. Daun berkelompok rapat pada ujung ranting, bertangkai panjang, memanjang berbentuk lanset, pendek meruncing, ukuran 20-37,5 kali 6-12,5 centimeter.
D. KHASIAT DAN MANFAAT UNTUK PENGOBATAN
1. sakit gigi dapat diobati dengan meneteskan getah daun pada gigi yang sakit.
2. Air hasil rebusan kulit batang kamboja diyakini dapat mengobati sakit perut, malaria, dan sasak napas.
13. KEMANGI
A. NAMA TUMBUHAN
1. Nama Botani : Ocimum basilicum L.
2. Nama Indonesia : Kemangi
B. TAKSONOMI TUMBUHAN
1. Kingdom : plantae
2. Divisi : Spermatophyta
3. Suku : Labiateae
4. Genus : Ocimum
5. Spesies : basilicum
C. DESKRISPSI TUMBUHAN
Daun pelindung ellips atau bulat telur panajng sekitar 1 cm. Kelopak sisi luar berambut, sisi dalam bagian buah bawah tabung berambut rapat. Mahkota berbibir 2, panjangnya sekitar 9 mm, dari luar berambut , bibir atas bertaju 4, bibir bawah rata. Tangkai dari kelopak buah tegak dan tertekan pada sumbu dari karangan bunga, dengan ujung kait melingkar, seolah-olah duduk dengan terarah miring merendah.
D. KHASIAT DAN MANFAAT UNTUK PENGOBATAN
1. untuk menghilangkan bau badan daun kemangi direbus atau digunakan untuk lalapan.
2. untuk mengobati luka baru daun kemangi ditumbuk atau dikunyah, kemudian dioleskan pada luka baru tersebut.
14. KEMANGI LUKA
A. NAMA TUMBUHAN
1. Nama Botani : Ocimum gratissium
2. Nama Indonesia : Selasih
3. Nama Lokal : Kemangi luka
B. TAKSONOMI TUMBUHAN
6. Kingdom : plantae
7. Divisi : Spermatophyta
8. Suku : Labiateae
9. Genus : Ocimum
10. Spesies : Gratissium
C. DESKRISPSI TUMBUHAN
Daun pelindung ellips atau bulat telur panajng sekitar 1 cm. Kelopak sisi luar berambut, sisi dalam bagian buah bawah tabung berambut rapat. Mahkota berbibir 2, panjangnya sekitar 9 mm, dari luar berambut , bibir atas bertaju 4, bibir bawah rata. Tangkai dari kelopak buah tegak dan tertekan pada sumbu dari karangan bunga, dengan ujung kait melingkar, seolah-olah duduk dengan terarah miring merendah.
D. KHASIAT DAN MANFAAT UNTUK PENGOBATAN
1. untuk mengobati luka baru daun kemangi ditumbuk atau dikunyah, kemudian dioleskan pada luka baru tersebut.
2. Untuk mengobati batuk daun direbus, kemudian rebusanya diminum.
15. ANNAS
A. DESKRISPSI TUMBUHAN
F. KHASIAT DAN MANFAAT UNTUK PENGOBATAN
untuk mengobati sakit pinggang daun ini diremas kemudian dijadikan pembalur pada badan.
16. MAYANA
A. NAMA TUMBUHAN
1. Nama Botani :
2. Nama Indonesia : iler, mayana
3. Nama Lokal : Mayana
B. TAKSONOMI TUMBUHAN
1. Kingdom : plantae
2. Divisi : Spermathophyta
3. Genus :
4. Spesies :
C. DESKRISPSI TUMBUHAN
D. KHASIAT DAN MANFAAT UNTUK PENGOBATAN
1. Untuk mengobati luka bakar, luka akibat jatuh daun mayanana ditumbuk halus kemudian ditempelkan pada yang luka.
2.
E.
17. DAUN BERBIJI/ MENIRAN
A. NAMA TUMBUHAN
1. Nama Botani : Phyllanthus asperulata
2. Nama Indonesia : meniran
3. Nama Lokal : Daun berbiji
B. TAKSONOMI TUMBUHAN
1. Kingdom : plantae
2. Divisi : Spermatophyta
3. Kelas :
4. Bangsa :
5. Suku :
6. Genus : Phyllanthus
7. Spesies : asperulata
C. DESKRISPSI TUMBUHAN
Daun majemuk berseling, warna hijau, anak daun 15-25 helai, bulat telur tepi rata, pangakal membulat ujung tumpul di bawah ibu tulang daun sering terdapat butiran kecil-kecil, menggantung. Bunga tunggal, daun kelopak berbentuk bintang, mahkota putih kecil. Buah kotak, builqat hijau keunguan. Biji kecil, keras, bentuk ginjal dan berwarna coklat tua.
D. KOMPOSISI KANDUNGAN KIMIA
Tumbuhan ini mengandung golongan flafonoid;
E. KHASIAT DAN MANFAAT UNTUK PENGOBATAN
18. SAMBILOTO
A. NAMA TUMBUHAN
1. Nama Botani : Andrographys paniculata
2. Nama Indonesia : Sambiloto
3. Nama Lokal : Kina
B. TAKSONOMI TUMBUHAN
1. Kingdom : plantae
2. Divisi : Spermamathophyta
3. Genus : Andrographys
4. Spesies : Paniculata
C. DESKRISPSI TUMBUHAN
Merupakan tumbuhan tegak, tinggi 0,5-1 meter. Batang bersiku empat, liat, masif, tidak berbulu, licin, hijau keunguan, diameter -+ 3 centimeter, sering sangat bercabang dengan tangkai dan cabang-cabang hijau keunguan.
Subscribe to:
Posts (Atom)